Polres Agam Tanam Jagung 30 Hektare Dukung Ketahanan Pangan
Polres Agam, Sumatera Barat berkolaborasi dengan PT Mutiara Agam menanam jagung seluas 30 hektare untuk mendukung program ketahanan pangan nasional melalui sistem tumpang sari dengan perkebunan kelapa sawit.
Polisi Resort (Polres) Agam, Sumatera Barat, menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Mereka baru saja menanam jagung seluas 30 hektare di lahan milik PT Mutiara Agam, Kecamatan Mutiara. Inisiatif ini dilakukan melalui sistem tumpang sari, diintegrasikan dengan perkebunan kelapa sawit yang sudah ada.
Langkah inovatif ini dijelaskan langsung oleh Kepala Polres Agam, AKBP Muhammad Agus Hidayat, didampingi Wakil Kepala Polres, Kompol Elvi Rinaldi. Mereka menjelaskan bahwa penanaman jagung ini merupakan bagian dari upaya mendukung program pemerintah. Tahap awal penanaman telah dimulai di lahan seluas lima hektare, dengan sisanya akan menyusul dalam waktu dekat.
Kerja sama dengan PT Mutiara Agam termasuk penyediaan pupuk, bibit jagung, dan pengelolaan kebun. Hal ini menunjukkan sinergi positif antara kepolisian dan sektor swasta dalam mengatasi tantangan pangan. AKBP Muhammad Agus Hidayat berharap kemitraan ini akan terus berlanjut dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
Program ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden RI dan surat telegram Kapolda Sumbar yang menekankan pentingnya swasembada pangan di Sumatera Barat. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan penanaman jagung ini akan berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Agam dan Sumatera Barat.
Dukungan penuh juga datang dari pihak swasta. General Manager PT Mutiara Agam, Rokiban, menyampaikan apresiasi atas kerjasama ini dan menyatakan komitmen perusahaannya terhadap program ketahanan pangan. Ia menekankan kesiapan PT Mutiara Agam untuk berkontribusi demi keberhasilan program yang sangat penting bagi masyarakat.
Penanaman jagung seluas 30 hektare ini menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam menjaga ketahanan pangan. Sistem tumpang sari yang diterapkan dinilai efektif dan efisien dalam memanfaatkan lahan, serta menunjukkan potensi besar untuk dikembangkan lebih luas lagi.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia. Dengan sinergi antara pemerintah, kepolisian, dan sektor swasta, diharapkan masalah ketahanan pangan dapat diatasi secara efektif dan berkelanjutan.