Polres Garut Bentuk Tim Trauma Healing Usai Ledakan Amunisi Cibalong
Kepolisian Resor Garut membentuk tim trauma healing untuk membantu anak-anak yang mengalami trauma akibat ledakan amunisi di Cibalong, Garut, yang menewaskan 13 orang.
Ledakan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin, 12 Mei 2025, telah mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, termasuk empat anggota TNI dan sembilan warga sipil. Peristiwa ini menimbulkan trauma mendalam, khususnya pada anak-anak yang menyaksikan kejadian tersebut atau kehilangan orang tua/keluarga mereka. Sebagai respon, Kepolisian Resor (Polres) Garut langsung bergerak cepat membentuk tim pemulihan trauma untuk membantu para korban, terutama anak-anak.
Kepala Bagian SDM Polres Garut, AKP Wien Christyaningsih, memimpin langsung tim trauma healing yang terdiri dari psikolog, tenaga medis, dan petugas kepolisian. Tim ini dibentuk untuk memberikan dukungan psikososial kepada anak-anak yang terdampak tragedi tersebut guna mencegah trauma berkepanjangan. Kegiatan pemulihan trauma ini merupakan wujud kepedulian kepolisian dan instansi terkait untuk membantu masyarakat yang tengah berduka dan membutuhkan pertolongan.
AKP Wien menekankan bahwa fokus utama tim trauma healing adalah anak-anak di wilayah terdampak. Dampak psikologis dari ledakan amunisi, terutama bagi anak-anak yang mungkin telah menyaksikan kejadian mengerikan atau kehilangan orang yang dicintai, sangat signifikan dan memerlukan penanganan khusus. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan tim difokuskan pada pemulihan mental dan emosional anak-anak tersebut.
Pemulihan Trauma Anak-Anak Pasca Ledakan Amunisi
Tim trauma healing dari Polres Garut tidak bekerja sendiri. Mereka berkolaborasi dengan jajaran pemerintah kecamatan, Polsek Cibalong, instansi pemerintah daerah, dan juga masyarakat setempat. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama untuk membantu proses pemulihan trauma korban ledakan amunisi. Kerja sama ini sangat penting untuk memastikan keberhasilan program pemulihan trauma ini.
Proses pemulihan trauma dilakukan dengan menemui langsung masyarakat, memberikan konseling, dan mendampingi mereka selama proses pemulihan mental. Metode yang digunakan bersifat interaktif dan edukatif, dirancang agar menyenangkan dan mudah diterima oleh anak-anak. Tim berupaya membangun kepercayaan diri anak-anak melalui permainan dan kegiatan yang memotivasi mereka untuk kembali semangat dan mengejar cita-cita.
Selain konseling dan pendampingan, anak-anak juga diberikan bingkisan sebagai bentuk dukungan dan perhatian. Hal ini diharapkan dapat membantu mereka merasa lebih nyaman dan aman. Upaya ini bertujuan untuk membangkitkan keceriaan dan rasa bahagia, sehingga anak-anak dapat kembali beraktivitas seperti biasa.
AKP Wien menyadari bahwa dampak psikologis dari kejadian ini sangat besar, terutama bagi anak-anak dan keluarga yang tinggal di sekitar lokasi ledakan. Oleh karena itu, Polres Garut berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan pendampingan hingga anak-anak tersebut benar-benar pulih dari trauma.
Pemantauan Lokasi dan Pengamanan
Selain fokus pada pemulihan trauma, Polres Garut juga terus memantau dan mengamankan lokasi ledakan amunisi di kawasan pantai Desa Sagara. Langkah ini penting untuk mencegah kejadian serupa dan memastikan keamanan masyarakat sekitar. Pemantauan dan pengamanan lokasi akan terus dilakukan hingga situasi dinyatakan aman dan terkendali.
Kesimpulan: Ledakan amunisi di Cibalong telah menimbulkan duka mendalam dan trauma bagi banyak warga, khususnya anak-anak. Langkah cepat Polres Garut membentuk tim trauma healing merupakan respon yang positif dan penting untuk membantu pemulihan psikososial korban. Kolaborasi berbagai pihak dalam upaya ini menunjukkan kepedulian dan komitmen untuk membantu masyarakat terdampak.