Potensi 7 Juta Hektar Lahan untuk Perhutanan Sosial, Dorong Ketahanan Pangan Nasional
Menteri Kehutanan (Menhut) RI mengumumkan potensi 7 juta hektar lahan baru untuk perhutanan sosial, mendukung program ketahanan pangan nasional dan memberdayakan petani.
Jakarta, 15 Maret 2024 - Menteri Kehutanan (Menhut) RI, Raja Juli Antoni, mengumumkan potensi besar pengembangan perhutanan sosial di Indonesia. Sebanyak 7 juta hektar lahan baru diidentifikasi sebagai area yang dapat dimanfaatkan untuk program strategis nasional ini, memberikan akses bagi petani dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Pengumuman ini disampaikan Menhut Antoni dalam keterangan resminya di Jakarta. Ia menjelaskan bahwa program perhutanan sosial, yang telah dimulai sejak era Presiden Joko Widodo, telah memberikan akses kepada petani atas lahan seluas 8,3 juta hektar. Potensi lahan yang sebelumnya diidentifikasi mencapai 12,7 juta hektar, dan kini bertambah signifikan.
Dengan penambahan potensi lahan baru ini, total lahan yang dapat diakses untuk perhutanan sosial diperkirakan mencapai 15 juta hektar. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan petani melalui pemanfaatan sumber daya hutan secara berkelanjutan.
Potensi Lahan Baru dan Akses Petani
Menhut Antoni menjelaskan proses identifikasi lahan baru yang berpotensi untuk perhutanan sosial. Proses ini dilakukan secara cermat dan teliti untuk memastikan kelayakan dan keberlanjutan program. "Kemarin saya eksplor lagi potensinya, bisa ditingkatkan dari 12,7 juta menjadi 15 juta hektar. Artinya, sekitar 7 juta hektar lagi dapat diberikan akses kepada masyarakat petani kita untuk perhutanan sosial," kata Menhut Antoni.
Ia menekankan pentingnya pemanfaatan lahan ini untuk meningkatkan ketahanan pangan dan energi nasional. Program ini tidak hanya memberikan akses lahan kepada petani, tetapi juga mendorong pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan demikian, kesejahteraan petani meningkat seiring dengan pelestarian lingkungan.
Lebih lanjut, Menhut Antoni menjelaskan perubahan pendekatan dalam pengelolaan hutan. "Kalau dulu, para petani di kawasan hutan berjarak dengan hutan, dilarang masuk hutan, polisi hutannya galak-galak, kalau sekarang lebih humanis. Dan mengajak petani masuk ke hutan dan memanfaatkan, memaksimalkan fungsi hutan untuk ketahanan pangan dan energi tapi secara bersamaan juga menjaga hutan," jelasnya.
Dengan pendekatan yang lebih humanis dan kolaboratif, diharapkan program perhutanan sosial dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Perhutanan Sosial dan Ketahanan Pangan
Program perhutanan sosial merupakan bagian integral dari upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan memberikan akses lahan kepada petani, program ini mendorong peningkatan produksi pangan dan diversifikasi pertanian. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Selain itu, program ini juga berkontribusi pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan. Petani dapat memanfaatkan lahan untuk berbagai kegiatan pertanian, peternakan, dan perkebunan, sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Program ini juga memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani agar dapat mengelola lahan secara efektif dan berkelanjutan.
Keberhasilan program perhutanan sosial juga bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi pembangunan ekonomi dan lingkungan.
Dengan potensi lahan seluas 7 juta hektar yang baru diidentifikasi, program perhutanan sosial memiliki prospek yang sangat cerah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Komitmen pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.
"Jadi masih ada potensi yang luar biasa yang bisa kita berikan akses pada masyarakat," imbuh Menhut Antoni, menegaskan optimismenya terhadap keberhasilan program ini.