Presiden Prabowo Hadiri Konferensi PUIC Ke-19: Perkuat Kerja Sama Negara-Negara OKI
Presiden Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota OKI (PUIC) di Jakarta, menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama antarnegara anggota OKI melalui jalur diplomasi parlemen.
Presiden Prabowo Subianto hadir dalam Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota OKI (PUIC) di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta pada Rabu malam. Kehadiran beliau disambut oleh Ketua DPR Puan Maharani, Presiden PUIC terpilih, dan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Acara penting ini menandai komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama internasional melalui jalur diplomasi parlemen, sekaligus memperingati 25 tahun berdirinya PUIC.
Dalam konferensi yang dihadiri lebih dari 400 delegasi dari negara-negara OKI, Presiden Prabowo berpidato dan secara resmi membuka Konferensi Ke-19 PUIC. Beliau didampingi oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan duduk di mimbar kehormatan bersama Puan Maharani dan petinggi PUIC lainnya. Pidato Presiden Prabowo diharapkan dapat memperkuat kerja sama antar negara anggota OKI melalui parlemen.
Kehadiran Presiden Prabowo di acara ini merupakan bentuk dukungan nyata Indonesia terhadap PUIC. Hal ini juga menunjukkan peran penting Indonesia dalam kancah internasional, khususnya dalam kerja sama antar negara-negara anggota OKI. Konferensi ini juga menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat hubungan diplomatik dan kerjasama dengan negara-negara lain.
Dukungan Indonesia terhadap Kerja Sama Antar Negara OKI
Menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, kehadiran Presiden Prabowo dalam pembukaan Konferensi Ke-19 PUIC menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama negara-negara anggota OKI melalui parlemen. "Kehadiran Presiden Prabowo dalam pembukaan sidang merupakan bentuk dukungan dan komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama antarnegara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), khususnya melalui jalur diplomasi parlemen," ujar Yusuf Permana.
Hal senada disampaikan oleh Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri. Ia menekankan bahwa penyelenggaraan Konferensi Ke-19 PUIC di Jakarta merupakan sebuah prestasi dan bukti pengakuan dunia terhadap kepemimpinan Indonesia. "Ini merupakan salah satu acara bergengsi dan ini juga membuktikan sekali lagi keketuaan Indonesia itu sangat dipandang oleh dunia," kata Irine.
Konferensi ini juga menandai peringatan 25 tahun (silver jubilee) PUIC sejak dibentuk pada tahun 1999. Acara tersebut dihadiri oleh 450 delegasi parlemen dari 38 negara anggota OKI, serta 10 negara pengamat.
Serah Terima Kepemimpinan PUIC
Sebelum pembukaan konferensi, Ketua DPR RI Puan Maharani secara resmi menerima tongkat estafet presidensi PUIC dari Parlemen Pantai Gading. Penyerahan simbolis berupa palu kepemimpinan dilakukan oleh Ketua Parlemen Pantai Gading, Adama Bictogo, kepada Puan Maharani pada Rabu siang. Proses serah terima ini menandai dimulainya kepemimpinan Indonesia di PUIC.
Acara serah terima kepemimpinan ini berlangsung khidmat dan menjadi bagian penting dari rangkaian Konferensi Ke-19 PUIC. Hal ini menandakan kepercayaan internasional terhadap kemampuan Indonesia dalam memimpin dan mengelola organisasi internasional seperti PUIC.
Dengan terpilihnya Puan Maharani sebagai Presiden PUIC, Indonesia diharapkan dapat memainkan peran yang lebih besar dalam memperkuat kerja sama antar parlemen negara-negara anggota OKI. Kepemimpinan Indonesia ini diharapkan dapat membawa PUIC menuju arah yang lebih baik dan bermanfaat bagi seluruh anggotanya.
Konferensi Ke-19 PUIC di Jakarta bukan hanya sekadar pertemuan, tetapi juga momentum penting dalam memperkuat kerja sama dan diplomasi parlemen antar negara-negara anggota OKI. Kehadiran Presiden Prabowo Subianto semakin mengukuhkan komitmen Indonesia dalam kerja sama internasional dan peran penting Indonesia di dunia.