Produksi Garam Sulsel Surplus: Cukup untuk Warga dan Bisa Jadi Penyangga Daerah Lain
Sulawesi Selatan mampu memenuhi kebutuhan garam masyarakatnya bahkan surplus hingga 30.000 ton, berpotensi menjadi penyangga daerah lain seperti Kalimantan.
Kepala Dinas Kelautan Provinsi Sulawesi Selatan, M Ilyas, memastikan produksi garam di daerahnya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sebanyak 2 kg per kapita, bahkan masih surplus. Hal ini disampaikannya di Makassar, Senin (24/2), menyusul kebijakan pemberhentian impor garam. Produksi garam Sulsel pada tahun 2024 mencapai 48.000 ton, sementara kebutuhan masyarakat Sulsel hanya 18.800 ton untuk 9,4 juta jiwa. Surplus ini bahkan memungkinkan Sulsel untuk menjadi penyangga kebutuhan garam di daerah lain.
"Termasuk kebutuhan industri, kita pastikan juga bisa dipenuhi karena produksi garam kita masih berlebih sekitar 30 ribu ton. Bahkan masih bisa jadi penyangga untuk kebutuhan garam di luar Sulsel, seperti Kalimantan," ujar Ilyas.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus berupaya meningkatkan produksi garam melalui berbagai program dan bantuan untuk para petani garam. Langkah ini diambil untuk memastikan ketahanan pangan dan perekonomian masyarakat.
Program Peningkatan Produksi Garam
Dinas Kelautan Sulsel mendorong peningkatan hasil produksi garam melalui Program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di lima kabupaten. Kabupaten yang menjadi fokus program ini adalah Kepulauan Pangkep, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar. Berbagai bantuan diberikan untuk mendukung program ini, mulai dari pembinaan kelompok petambak garam hingga bantuan infrastruktur.
Bantuan yang diberikan meliputi pembangunan gudang garam untuk menjaga kualitas dan daya tahan garam, perbaikan saluran irigasi tambak, bantuan geomembran, dan pengembangan panel untuk peningkatan kualitas produksi garam. "Kita banyak memberikan bantuan gudang garam di lima kabupaten ini. Selain menjaga kualitas, juga tentu agar garamnya bisa bertahan lama," jelas Ilyas.
Inovasi juga terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas garam. Salah satu inovasi yang diterapkan adalah penggunaan geomembran pada tambak garam untuk menghasilkan garam yang lebih putih. Penerapan panel pada tambak garam juga dilakukan untuk meningkatkan produktivitas.
Target Produksi Garam Sulsel
Pada tahun 2025, Provinsi Sulsel menargetkan produksi garam sebesar 48.000 ton, sedangkan Pemerintah Pusat menargetkan produksi nasional sebesar 115.000 ton. Target produksi pada tahun 2026 ditingkatkan menjadi 49.000 ton di tingkat provinsi dan 120.000 ton di tingkat nasional. Pemerintah Provinsi Sulsel berupaya menjadikan produksi garam sebagai mata pencaharian alternatif bagi masyarakat.
"Kita usahakan produksinya sebagai mata pencaharian alternatif. Kita juga mulai inovasi petambak garam melalui geomembran petani garam untuk peningkatan kualitas garam agar bisa lebih putih. Kita juga menerapkan panel untuk tambak garam," tambah Ilyas.
Saat ini, harga jual garam di pasaran mencapai Rp65.000 per sak atau sekitar Rp1.300 per kilogram.
Dengan surplus produksi dan berbagai upaya peningkatan kualitas dan kuantitas, Sulawesi Selatan menunjukkan komitmennya dalam memenuhi kebutuhan garam masyarakat dan bahkan berpotensi menjadi penyangga bagi daerah lain. Program-program yang berkelanjutan dan inovasi teknologi diharapkan dapat terus meningkatkan produksi dan kesejahteraan para petani garam di Sulawesi Selatan.