Produktivitas Susu Sapi Boyolali Stabil, Capai 43 Juta Liter per Tahun
Produksi susu sapi di Boyolali telah pulih dan mencapai 43 juta liter per tahun, memenuhi kebutuhan industri dan UMKM, meskipun impor sapi dari Australia belum sampai ke daerah tersebut.
Boyolali, Jawa Tengah, kembali mencatatkan kabar baik di sektor peternakan. Pemerintah Kabupaten Boyolali melaporkan bahwa produktivitas susu sapi di wilayahnya telah menunjukkan peningkatan signifikan dan kini telah stabil, mencapai angka 43 juta liter per tahun. Hal ini menandakan pemulihan yang menggembirakan setelah sempat mengalami penurunan akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada tahun 2022.
Kenaikan produksi susu sapi ini menjadi kabar positif bagi perekonomian Boyolali. Pasalnya, susu tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan industri pengolahan susu (IPS) yang telah menjalin kerja sama, tetapi juga menjangkau pedagang kaki lima, sehingga berkontribusi pada pendapatan masyarakat. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Lusia Dyah Suciati, menjelaskan bahwa seluruh produksi susu tersebut berasal dari sapi perah yang diternakkan di Kabupaten Boyolali.
Meskipun angka produksi telah kembali menguat, tantangan tetap ada. Pemerintah pusat berencana mengimpor 3.000 sapi perah dari Australia untuk memenuhi kebutuhan susu dalam program makanan bergizi gratis (MBG). Namun, hingga saat ini, sapi impor tersebut belum masuk ke Boyolali. Meskipun demikian, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali menyatakan kesiapannya jika nantinya sapi-sapi tersebut tiba di daerah tersebut.
Produksi Susu Sapi Boyolali Pulih Pasca PMK
Sebelumnya, produksi susu sapi di Boyolali sempat anjlok hingga 38 juta liter per tahun akibat wabah PMK pada tahun 2022. Angka tersebut jauh di bawah produksi sebelum wabah yang mencapai 51 juta liter per tahun. Namun, berkat upaya pemulihan dan penanganan yang intensif, produksi susu sapi di Boyolali berhasil bangkit dan kini mencapai 43 juta liter per tahun.
Penyaluran susu sapi di Boyolali dilakukan melalui 24 penyalur yang telah terjalin kerjasama dengan berbagai industri pengolahan susu. Sistem penyaluran ini memastikan susu dari peternak dapat sampai ke konsumen dengan lancar dan efisien. Hal ini juga menunjukan sinergi yang baik antara pemerintah daerah dengan para pelaku usaha di bidang peternakan.
Keberhasilan pemulihan produksi susu sapi ini menunjukkan ketahanan sektor peternakan di Boyolali. Ke depan, diharapkan produksi susu sapi dapat terus meningkat dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Impor Sapi Australia dan Kebutuhan MBG
Rencana impor 3.000 sapi perah dari Australia untuk mendukung program MBG belum berdampak langsung pada Boyolali. Hal ini dikarenakan produksi susu sapi lokal saat ini masih mampu memenuhi kebutuhan pasar, baik untuk industri maupun UMKM. Pemerintah Kabupaten Boyolali menyatakan siap jika nantinya dibutuhkan dukungan dari sapi impor tersebut.
Meskipun belum ada permintaan khusus untuk memenuhi kebutuhan susu MBG, pihak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali memperkirakan bahwa kebutuhan tersebut mungkin telah dipenuhi oleh industri pengolahan susu (IPS) yang telah memiliki jalur distribusi yang terintegrasi. IPS kemungkinan besar telah langsung memasok susu yang telah dikemas dengan baik kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Dengan demikian, meskipun terdapat rencana impor sapi, produksi susu sapi di Boyolali saat ini masih dalam kondisi stabil dan mampu memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini menunjukkan kinerja yang baik dari sektor peternakan di Kabupaten Boyolali.
Ke depan, pemantauan dan perawatan kesehatan sapi perah tetap menjadi prioritas utama. Dengan demikian, produktivitas susu sapi dapat terus ditingkatkan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Boyolali.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, kabar mengenai produktivitas susu sapi di Boyolali cukup positif. Peningkatan produksi setelah wabah PMK menunjukkan ketahanan sektor peternakan di daerah tersebut. Meskipun rencana impor sapi dari Australia belum berdampak langsung, Boyolali tetap siap menghadapi berbagai kemungkinan dan memastikan ketersediaan susu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.