Puan Maharani: Perdamaian Antarnegara, Syarat Mutlak Pembangunan Nasional
Ketua DPR RI, Puan Maharani, menekankan pentingnya budaya perdamaian dan toleransi antarnegara sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan dalam Konferensi Ke-19 PUIC di Jakarta.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, dalam pidato pembukaan Konferensi Ke-19 Parliamentary Union of the Organisation of Islamic Cooperation (PUIC) di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu malam (14/5), menegaskan bahwa budaya perdamaian dan toleransi antarnegara merupakan syarat mutlak terlaksananya pembangunan nasional. Pernyataan tersebut disampaikan di hadapan para pemimpin parlemen negara-negara anggota OKI. Konferensi ini membahas berbagai isu penting, termasuk peningkatan solidaritas antarumat muslim dan dukungan terhadap Palestina.
Puan Maharani menekankan pentingnya ketertiban dan perdamaian, baik di dalam negeri maupun antarnegara, sebagai landasan pembangunan. Ia menyatakan, "Kita hidup di bumi yang sama, yang memiliki ketergantungan satu dengan yang lain, membutuhkan ketertiban bersama, perdamaian bersama." Lebih lanjut, ia mengutip pernyataan, "There is no development without peace and no peace without development (tidak ada pembangunan tanpa perdamaian dan tidak ada perdamaian tanpa pembangunan)," menunjukkan hubungan yang erat antara perdamaian dan pembangunan.
Konferensi Ke-19 PUIC mengambil tema Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience, menunjukkan fokus pada tata kelola pemerintahan yang baik dan penguatan institusi sebagai pilar ketahanan negara-negara anggota OKI dalam menghadapi tantangan global. Hal ini sejalan dengan pernyataan Puan Maharani tentang pentingnya perdamaian sebagai fondasi pembangunan yang berkelanjutan.
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Penguatan Institusi
Puan Maharani memaparkan sejumlah agenda penting yang dibahas dalam Konferensi Ke-19 PUIC. Agenda tersebut mencakup peningkatan solidaritas antarumat muslim, perdamaian, kerja sama ekonomi, pemberdayaan perempuan, dan upaya memerangi islamofobia, intoleransi, dan segala bentuk diskriminasi. Dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina juga menjadi prioritas utama, dengan pembahasan langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh negara-negara anggota PUIC.
Konferensi ini juga memberikan perhatian khusus pada bidang politik dan ekonomi. Puan menekankan pentingnya pendidikan bagi generasi muda sebagai game changer bagi kemajuan suatu negara. Pendidikan, menurutnya, berperan penting dalam menjaga dan mempertahankan norma dan budaya.
Pemberdayaan perempuan juga menjadi agenda penting dalam konferensi ini. Puan menekankan kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki dalam pengembangan potensi spiritual, intelektual, sosial, dan ekonomi. Keberadaan sejumlah pimpinan parlemen perempuan anggota PUIC, termasuk dirinya sebagai Ketua DPR RI perempuan pertama, menjadi inspirasi bagi perempuan di dunia Islam untuk berperan lebih besar di tengah masyarakat.
Peran Perempuan dalam Kepemimpinan
Puan Maharani menyampaikan, "Saya berdiri di sini sebagai Ketua DPR RI perempuan pertama di Indonesia yang menjadi bukti bahwa perempuan juga bisa memegang jabatan publik yang tinggi di negara besar seperti Indonesia dengan 280 juta jiwa penduduk." Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya peran perempuan dalam kepemimpinan dan pembangunan nasional.
Konferensi Ke-19 PUIC menyoroti berbagai isu krusial yang saling berkaitan, menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan hanya dapat terwujud dengan adanya perdamaian dan toleransi, tata kelola pemerintahan yang baik, serta pemberdayaan perempuan dan generasi muda. Semua elemen ini saling mendukung dan memperkuat satu sama lain dalam mencapai tujuan pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Kesimpulannya, Konferensi Ke-19 PUIC menekankan pentingnya perdamaian sebagai fondasi pembangunan, serta peran penting tata kelola pemerintahan yang baik, pemberdayaan perempuan, dan pendidikan dalam mencapai kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.