Rekayasa Lalu Lintas di Festival Bandeng Rawa Belong, Jakarta Barat
Polisi menerapkan rekayasa lalu lintas di sekitar Festival Bandeng Rawa Belong, Jakarta Barat, untuk mengatasi kemacetan akibat tingginya antusiasme warga yang juga turut merayakan tradisi Betawi 'nganter bandeng'.
Polisi melakukan rekayasa lalu lintas di sekitar Festival Bandeng Rawa Belong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Selasa, 28 Januari 2024. Hal ini dilakukan untuk mengurai kemacetan yang disebabkan oleh banyaknya pengunjung festival tersebut.
Kompol Mujiyanto, Pejabat Sementara (PS) Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Barat, menjelaskan bahwa rekayasa lalu lintas diterapkan di beberapa titik. Beberapa strategi diterapkan, termasuk 'contra flow' (lawan arus) dari Simpang Jalan Adam sampai perempatan Rawa Belong, serta kanalisasi di pertigaan Rawa Belong. Selain itu, sistem satu arah (SSA) diberlakukan di Jalan Salam, Jalan Isa, hingga Simpang Bang Pitung.
Rekayasa lalu lintas ini berlangsung mulai pukul 06.30 WIB sampai acara selesai. Langkah ini penting untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan pengunjung festival. Keputusan ini diambil sebagai respon atas tingginya antusiasme masyarakat yang hadir.
Festival Bandeng Rawa Belong sendiri memiliki makna lebih dalam. Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, menyatakan bahwa festival ini bertujuan untuk memperingati lima abad kota Jakarta dan melestarikan tradisi Betawi 'nganter bandeng' yang mulai terlupakan. Tradisi ini, menurut Teguh, biasanya dilakukan untuk merayakan tahun baru Imlek, dan merupakan simbol kebersamaan dan penghormatan terhadap budaya Betawi yang kaya makna. Ikan bandeng sendiri seringkali menjadi lambang doa dan harapan baik dalam berbagai acara adat Betawi.
Festival ini melibatkan 32 pedagang bandeng segar dan 25 pelaku UMKM binaan yang menawarkan makanan khas Betawi. Keberadaan UMKM ini mendukung perekonomian lokal dan melengkapi kemeriahan acara. Keragaman kuliner menambah daya tarik festival bagi pengunjung.
Dengan adanya rekayasa lalu lintas, diharapkan kepadatan lalu lintas di sekitar Rawa Belong dapat terurai. Pihak kepolisian berkomitmen untuk memastikan kelancaran acara dan kenyamanan masyarakat. Pendekatan ini menunjukkan upaya pemerintah daerah dalam mendukung pelestarian budaya sekaligus memperhatikan aspek kenyamanan publik.
Kesimpulannya, rekayasa lalu lintas di Festival Bandeng Rawa Belong merupakan strategi efektif untuk mengatasi kemacetan. Langkah ini juga sejalan dengan upaya pelestarian budaya Betawi dan mendukung geliat UMKM lokal. Semoga acara ini dapat berlangsung lancar dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Jakarta.