RI dan Vietnam Perkuat Kerja Sama Pertahanan, Bidik Pengadaan Alutsista
Kementerian Pertahanan RI dan Vietnam jalin kerja sama pengadaan persenjataan dan perlengkapan perang, termasuk pesawat dan helikopter, serta patroli laut untuk keamanan regional.
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) dan Kementerian Pertahanan Vietnam resmi memperkuat kerja sama dalam bidang pengadaan persenjataan dan perlengkapan perang. Hal ini dibahas langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, dan Menteri Pertahanan Vietnam, Phan Van Giang, dalam pertemuan di kantor Kemhan RI, Jakarta Pusat, Senin (10/3).
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan penting terkait peningkatan kerja sama industri pertahanan kedua negara. Kerja sama ini mencakup berbagai jenis alutsista, termasuk pesawat dan helikopter, serta sistem persenjataan lainnya. "Salah satu poin yang dibahas terkait dengan kerjasama industri pertahanan di mana sampai dengan saat ini kedua negara juga telah bekerjasama dalam pembelian pesawat kemudian juga helikopter termasuk juga dengan untuk bom," ungkap Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) Setjen Kemhan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang.
Kesepakatan ini bertujuan untuk memperkuat kekuatan militer masing-masing negara dan sekaligus memperkokoh hubungan bilateral Indonesia-Vietnam yang telah terjalin baik selama ini. Meskipun rincian spesifik jenis pesawat tempur dan helikopter yang termasuk dalam kerja sama belum diungkapkan, langkah ini menandai babak baru dalam kolaborasi pertahanan kedua negara di kawasan Asia Tenggara.
Kerja Sama Alutsista RI-Vietnam: Penguatan Militer dan Stabilitas Regional
Kerja sama dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) antara Indonesia dan Vietnam diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas pertahanan kedua negara. Hal ini sejalan dengan upaya bersama untuk menjaga stabilitas keamanan di kawasan. Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang menjelaskan bahwa kerja sama ini dibangun untuk memperkuat kekuatan militer Indonesia dan Vietnam.
Selain pengadaan alutsista, kedua negara juga sepakat meningkatkan kerja sama patroli wilayah laut. Langkah ini dinilai penting untuk menciptakan stabilitas keamanan maritim di kawasan. Namun, Frega memastikan bahwa pembahasan tidak menyentuh secara spesifik kondisi di Laut China Selatan.
Sebagai bentuk komitmen dalam memperluas kerja sama, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin mengundang Menhan Vietnam Phan Van Giang untuk menghadiri Indo Defence 2025, pameran alutsista internasional yang akan digelar pada Juni mendatang. Undangan tersebut disambut baik oleh Menhan Vietnam, yang berencana mengirimkan Wakil Menteri Pertahanan Vietnam untuk mewakili negaranya dalam pameran tersebut.
Pameran Indo Defence 2025: Momentum Penguatan Kerja Sama
Pameran Indo Defence 2025 diharapkan menjadi platform penting untuk memperkuat kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Vietnam. Kehadiran delegasi Vietnam dalam pameran tersebut akan memberikan kesempatan bagi kedua negara untuk bertukar informasi, mengeksplorasi peluang kerja sama baru, dan memperkuat hubungan bilateral di bidang pertahanan.
Partisipasi Vietnam dalam Indo Defence 2025 juga akan memperlihatkan komitmen kedua negara dalam menjaga stabilitas regional dan memperkuat kerja sama pertahanan di kawasan Asia Tenggara. Pameran ini akan menjadi ajang yang tepat untuk memamerkan kemajuan teknologi pertahanan dan menjalin kemitraan strategis.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan akan tercipta sinergi yang lebih kuat antara Indonesia dan Vietnam dalam menjaga perdamaian dan keamanan regional. Hal ini akan berkontribusi pada stabilitas kawasan dan memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Secara keseluruhan, kerja sama ini menandakan komitmen kuat Indonesia dan Vietnam dalam memperkuat pertahanan masing-masing negara dan menjaga stabilitas regional. Kolaborasi ini diharapkan akan berdampak positif bagi keamanan dan kesejahteraan kedua bangsa.