Rumah Susu Pasteurisasi: Solusi Pemerintah Atasi Stunting dan Penuhi Kebutuhan Gizi Anak
Pemerintah resmikan Rumah Susu Pasteurisasi di Bogor untuk dukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), mengatasi masalah gizi kronis di Indonesia, khususnya stunting.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) baru saja meresmikan Rumah Susu Pasteurisasi di Bogor, Jawa Barat pada 23 April. Peresmian ini menandai langkah konkret pemerintah dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan mengatasi masalah gizi kronis di Indonesia.
Rumah Susu Pasteurisasi ini merupakan fasilitas pengolahan susu pertama yang didedikasikan untuk memastikan ketersediaan protein hewani bagi anak-anak Indonesia. Inisiatif ini menjawab tantangan gizi yang signifikan, di mana hanya 60,9 persen balita mengonsumsi makanan beragam dan 96,7 persen penduduk kekurangan asupan buah dan sayur. Prevalensi stunting pada balita mencapai 21,5 persen, sementara kekurangan energi kronis pada ibu hamil mencapai 16,9 persen.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menjelaskan bahwa pembangunan Rumah Susu ini merupakan bagian dari upaya membangun generasi sehat, cerdas, dan produktif menuju Visi Indonesia Emas 2045. "Pembangunan Rumah Susu ini merupakan langkah konkret menanggulangi persoalan gizi kronis yang masih dihadapi Indonesia, terutama pada kelompok usia balita dan anak sekolah. Program MBG memiliki tujuan utama membangun generasi sehat, cerdas, dan produktif menuju Visi Indonesia Emas 2045, khususnya untuk perbaikan gizi, pendidikan, ekonomi, dan penurunan kemiskinan," ujarnya.
Penguatan Rantai Pasok Susu Nasional
Salah satu tantangan utama yang dihadapi Indonesia adalah produksi susu nasional yang belum mencukupi kebutuhan konsumsi. Kapasitas produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 17 persen total kebutuhan per tahun. Bahkan, di tiga provinsi utama produsen susu (Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur), masih terjadi defisit. Oleh karena itu, penguatan rantai pasok susu dari hulu ke hilir menjadi fokus utama pemerintah.
Rumah Susu Pasteurisasi hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini. Fasilitas ini akan menyerap susu segar dari peternak lokal, memastikan proses pengolahan sesuai standar keamanan pangan, dan menjadi simpul distribusi bahan pangan bergizi untuk mendukung program MBG. Keberadaan Rumah Susu ini diharapkan dapat menjadi model hilirisasi produk peternakan yang dapat direplikasi di wilayah lain.
Pemerintah telah menetapkan arah kebijakan melalui Perencanaan Pembangunan Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025-2029, yang memprioritaskan pengembangan pangan hewani, termasuk peningkatan produksi dan konsumsi susu. Kebijakan ini didukung oleh berbagai intervensi, mulai dari pengadaan indukan sapi perah, penguatan kelembagaan peternak, hingga diversifikasi produk olahan susu berbasis industri rakyat.
Kolaborasi multisektor menjadi kunci keberhasilan program ini. Kementerian PPN/Bappenas, bersama Badan Gizi Nasional dan Institut Pertanian Bogor (IPB), tengah membangun Center of Excellence untuk pemenuhan gizi. Pusat keunggulan ini akan berperan dalam pengembangan standar pengolahan susu, inovasi teknologi produksi, hingga kampanye konsumsi pangan bergizi seimbang dan aman.
Langkah Awal Menuju Indonesia Sehat dan Berdaya Saing
Peresmian Rumah Susu Pasteurisasi bukanlah akhir dari upaya pemerintah dalam memperbaiki gizi masyarakat. Menteri PPN/Kepala Bappenas menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan berdaya saing. "Peresmian Rumah Susu ini bukanlah akhir, melainkan langkah awal dari gerakan nasional perbaikan gizi. Sinergi lintas sektor akan terus kami dorong untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan berdaya saing," tegas Menteri PPN.
Dengan adanya Rumah Susu Pasteurisasi ini, diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap susu yang bergizi dan aman, khususnya bagi anak-anak. Program ini juga diharapkan dapat berkontribusi pada penurunan angka stunting dan peningkatan kualitas gizi masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan komitmen bersama, diharapkan Indonesia dapat mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.