Sampah di Mataram Naik 3 Ton per Hari Selama Ramadhan
Volume sampah di Kota Mataram meningkat drastis hingga 3 ton per hari selama Ramadhan 2025, terutama disebabkan oleh sampah dari pedagang musiman.
Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami peningkatan volume sampah hingga 2-3 ton per hari selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah atau 2025. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh aktivitas pedagang musiman yang menjamur di bulan Ramadhan, seperti disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Nizar Denny Cahyadi, pada Selasa lalu di Mataram.
Biasanya, DLH mengangkut sekitar 200-220 ton sampah per hari. Namun, selama Ramadhan, volume sampah meningkat signifikan. Meskipun demikian, DLH Kota Mataram berupaya mengoptimalkan pelayanan kebersihan dengan menambah armada pengangkut sampah dan mengoptimalkan tenaga kerja yang ada.
Penambahan armada dan optimalisasi petugas kebersihan difokuskan di titik-titik keramaian pedagang musiman, seperti Jalan Airlangga Gomong, Jalan Majapahit, Rembiga, Ampenan, dan Cakranegara. Jenis sampah yang paling banyak ditemukan adalah sampah plastik, yang dihasilkan dari aktivitas jual beli takjil dan makanan selama bulan puasa.
Penanganan Sampah di Bulan Ramadhan
Meskipun terjadi peningkatan volume sampah, DLH Kota Mataram telah menerapkan strategi untuk mengatasinya. Mereka mengoptimalkan sekitar 300 petugas kebersihan yang tersebar di berbagai lokasi. Selain itu, terdapat penambahan operasional armada pengangkut sampah sebanyak 1-2 unit untuk menangani sampah dari pedagang musiman.
DLH juga memanfaatkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern Sandubaya yang kini beroperasi secara maksimal. TPST Sandubaya mampu mengolah sekitar 46 ton sampah per hari dari Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara. Setelah dipilah dan diolah, residu sampah yang masih dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Lombok Barat, hanya sekitar 6 ton per hari.
Dari 46 ton sampah yang diolah di TPST Sandubaya, sekitar 40 tonnya diolah lebih lanjut. Sampah organik sisa makanan diolah menjadi pakan maggot, sementara sampah plastik didaur ulang menjadi batako atau paving block. Hal ini menunjukkan upaya DLH Kota Mataram untuk mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA.
Distribusi Sampah dan Pengolahannya
Dari total volume sampah yang dikumpulkan setiap hari selama Ramadhan, sekitar 184 ton dibuang ke TPA Kebon Kongok, Lombok Barat. Sisanya, sekitar 46 ton, diolah di TPST Sandubaya. "Peningkatan volume sampah saat puasa bersumber dari sampah usaha atau pedagang musiman, dengan jenis paling banyak sampah plastik," jelas Nizar Denny Cahyadi.
Proses pengolahan sampah di TPST Sandubaya meliputi pemilahan dan pengolahan lebih lanjut. Sampah organik diubah menjadi pakan maggot, sementara sampah plastik didaur ulang menjadi batako atau paving block. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi beban TPA dan mengelola sampah secara lebih berkelanjutan.
Meskipun terjadi peningkatan volume sampah yang signifikan selama Ramadhan, upaya DLH Kota Mataram dalam mengoptimalkan pelayanan kebersihan dan mengelola sampah secara terpadu menunjukkan komitmen untuk menjaga kebersihan lingkungan kota.
Dengan adanya TPST Sandubaya, setidaknya sebagian besar sampah dapat diolah dan mengurangi beban TPA. Inovasi pengolahan sampah menjadi pakan maggot dan paving block juga menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi limbah dan menciptakan produk yang bermanfaat.