Satu Warga Lampung Selatan Meninggal Akibat DBD, Dinkes Gencarkan Sosialisasi
Dinas Kesehatan Lampung Selatan melaporkan satu kematian akibat DBD dan 115 kasus lainnya, serta menggencarkan sosialisasi dan fogging untuk pencegahan.
Seorang pelajar di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, dilaporkan meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD). Kabar duka ini disampaikan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung Selatan pada Selasa, 18 Maret 2025. Kejadian ini menjadi sorotan dan mendorong Dinkes untuk meningkatkan upaya pencegahan penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Lampung Selatan, Jamaluddin, menjelaskan bahwa pasien tersebut meninggal dunia saat menjalani perawatan medis di RSUD Bob Bazar. Satu kematian ini merupakan satu-satunya kasus kematian akibat DBD yang tercatat sejak awal Januari hingga Maret 2025. Pihak Dinkes telah menerima laporan resmi dari rumah sakit terkait peristiwa ini.
Menanggapi kejadian ini, Dinkes Lampung Selatan langsung mengambil langkah-langkah strategis untuk mencegah meluasnya wabah DBD. Upaya tersebut meliputi sosialisasi kepada masyarakat dan kegiatan fogging atau pengasapan di wilayah yang dianggap rawan akan populasi nyamuk DBD. Selain itu, Dinkes juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai upaya preventif utama.
Upaya Pencegahan dan Penanganan DBD di Lampung Selatan
Dinkes Lampung Selatan telah melaksanakan berbagai upaya pencegahan DBD, termasuk pengasapan atau fogging untuk membunuh nyamuk dewasa. Selain itu, penebaran abate di genangan air yang sulit dikeringkan juga dilakukan untuk memberantas jentik nyamuk. Sosialisasi mengenai pemberantasan sarang nyamuk dengan metode 3M (Menguras, Menutup, Memanfaatkan) juga gencar dilakukan kepada masyarakat.
Jamaluddin menambahkan bahwa pihaknya juga telah memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini dinilai sangat krusial dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk DBD. Penyuluhan tersebut menekankan pentingnya menguras bak mandi secara rutin, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Lebih lanjut, Jamaluddin menjelaskan bahwa hingga tanggal 16 Maret 2025, Dinkes Lampung Selatan telah menangani sebanyak 115 kasus DBD. Kasus-kasus tersebut ditangani oleh tim kesehatan di puskesmas dan rumah sakit di wilayah Lampung Selatan. Angka ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dan upaya pencegahan yang berkelanjutan.
Himbauan kepada Masyarakat
Jamaluddin menghimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal masing-masing. Lingkungan yang bersih dan sehat akan meminimalisir tempat berkembang biaknya nyamuk DBD. Ia juga menekankan pentingnya penerapan pola hidup sehat untuk mencegah penyakit ini.
Bagi warga yang mengalami gejala seperti demam tinggi, ruam kulit, dan nyeri otot, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Jika gejala tidak kunjung membaik setelah pengobatan awal, masyarakat diimbau untuk kembali memeriksakan diri guna memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat.
"Apabila ada gejala demam dan setelah berobat tidak ada perubahan, segera datang kembali ke pelayanan kesehatan terdekat untuk diperiksa lebih lanjut, apakah terkena DBD, apalagi di sekitar tempat tinggal sudah ada kasus," ujar Jamaluddin.
Dengan adanya satu kasus kematian akibat DBD ini, Dinkes Lampung Selatan berharap masyarakat lebih waspada dan proaktif dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari penyakit DBD.