Sejarah Baru Tercipta! Paus Ke-267 Terpilih Lebih Cepat dari Paus Fransiskus
Konklaf Kepausan di Vatikan menghasilkan terpilihnya Paus ke-267 lebih cepat dari perkiraan, ditandai dengan asap putih yang mengepul dari Kapel Sistina pada Kamis malam.
Pada Kamis malam, dunia menyaksikan momen bersejarah: terpilihnya Paus ke-267 Gereja Katolik. Pemilihan ini terjadi lebih cepat daripada pemilihan Paus Fransiskus pada tahun 2013. Asap putih yang menandakan terpilihnya Paus baru mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina sekitar pukul 18.00 waktu setempat (23.00 WIB), disambut gembira oleh sekitar 15.000 umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
Proses pemilihan yang berlangsung selama dua hari di Vatikan ini menghasilkan keputusan pada pemungutan suara keempat. Kecepatan pemilihan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat Paus Fransiskus terpilih pada pemungutan suara kelima di konklaf tahun 2013. Kegembiraan dan perayaan mewarnai suasana Lapangan Santo Petrus, dengan tepuk tangan dan sorak sorai yang menggema diiringi dentang lonceng Santo Petrus yang meriah.
Identitas pemimpin baru bagi 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia masih dirahasiakan hingga pengumuman resmi. Setelah mendapatkan mayoritas dua pertiga suara dari 133 kardinal elektor, Paus terpilih akan memilih nama yang akan digunakan selama masa kepausannya. Sejumlah ritual sakral akan dilalui sebelum ia muncul di hadapan umat dunia.
Prosesi Setelah Pemilihan Paus
Setelah terpilih, Paus baru akan memasuki "Ruang Air Mata", sebuah ruangan yang konon menyimpan banyak emosi dan perenungan. Di ruangan ini, ia akan memilih salah satu dari tiga jubah putih yang telah disiapkan, menyesuaikan ukuran yang paling pas untuknya. Momen ini menandai transisi besar dalam kehidupan pribadi Paus.
Selanjutnya, ia akan duduk di kursi Kapel Sistina dan membaca bagian dari Injil Matius yang berbicara tentang tugas seorang Paus sebagai penerus Santo Petrus. Para kardinal akan memberikan penghormatan kepada Paus yang baru terpilih. Suasana sakral dan penuh hikmat akan menyelimuti momen ini.
Puncak dari prosesi ini adalah pengumuman resmi oleh Kardinal Protodiakon Dominique Mamberti. Dari loggia tengah Basilika Santo Petrus, ia akan mengumumkan dalam bahasa Latin, “habemus papam”, yang berarti "kita memiliki seorang Paus". Pengumuman ini akan disambut dengan antusiasme dan sukacita dari seluruh dunia.
Setelah pengumuman, Paus baru akan muncul di loggia dan menyampaikan berkat Urbi et Orbi, sebuah berkat yang diberikan kepada Kota Roma dan dunia. Momen ini akan menjadi penanda awal kepemimpinan Paus yang baru bagi Gereja Katolik sedunia.
Antisipasi Dunia terhadap Paus Baru
Terpilihnya Paus baru ini telah menarik perhatian dunia. Banyak pihak menantikan sosok pemimpin baru yang akan membawa arah baru bagi Gereja Katolik. Ekspektasi dan harapan tinggi ditujukan kepada Paus baru untuk memimpin umat Katolik menghadapi berbagai tantangan global di era modern.
Proses pemilihan Paus yang relatif cepat ini menunjukkan adanya kesepahaman yang kuat di antara para kardinal elektor. Hal ini menimbulkan rasa optimisme dan harapan akan stabilitas dan arah kepemimpinan Gereja Katolik di masa mendatang. Dunia menanti arahan dan kebijakan yang akan diambil oleh Paus baru dalam memimpin umat Katolik global.
Proses pemilihan ini juga menjadi bukti dari mekanisme pemilihan Paus yang telah berlangsung selama berabad-abad. Tradisi dan ritual yang dijalankan dengan khidmat menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya Gereja Katolik. Pemilihan ini sekali lagi mengukuhkan peran penting Vatikan dalam kehidupan umat Katolik di dunia.
Kecepatan pemilihan Paus kali ini juga menjadi catatan sejarah tersendiri. Hal ini menunjukkan efisiensi dan ketegasan para kardinal dalam mengambil keputusan. Ke depan, dunia akan menyaksikan bagaimana Paus baru akan menjalankan tugasnya sebagai pemimpin spiritual bagi miliaran umat Katolik di seluruh dunia.
Sumber: ANSA