Sekda Jabar Minta PT JES Percepat Pembangunan TPPAS Legok Nangka
Sekretaris Daerah Jawa Barat meminta PT Jabar Environmental Solutions (JES) untuk mempercepat pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka guna mengantisipasi berakhirnya masa pakai TPA Sarimukti.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, telah meminta PT Jabar Environmental Solutions (JES) untuk mempercepat pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka. Permintaan ini disampaikan menyusul semakin dekatnya masa habis pakai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang diperkirakan hanya tersisa 2,5 tahun lagi, tepatnya hingga Juli 2025. Proyek TPPAS Legok Nangka diharapkan dapat menjadi solusi pengelolaan sampah di Jawa Barat.
Demi mencapai target operasional TPPAS Legok Nangka pada Juli 2028, Sekda Herman meminta percepatan proses financial close. Awalnya ditargetkan selesai pada Maret 2026, namun kini dimajukan menjadi Desember 2025. Percepatan ini juga berdampak pada durasi konstruksi yang semula direncanakan selama 41 bulan, kini diharapkan dapat dipangkas menjadi 24 hingga 30 bulan.
Percepatan pembangunan TPPAS Legok Nangka ini merupakan langkah krusial untuk mengatasi permasalahan sampah di Jawa Barat. TPA Sarimukti yang saat ini menjadi andalan, akan segera mencapai kapasitas maksimalnya. Oleh karena itu, pembangunan TPPAS Legok Nangka harus selesai tepat waktu dan sesuai standar agar dapat berfungsi optimal.
Akselerasi Pembangunan TPPAS Legok Nangka
Dalam rapat dengan PT JES, Sekda Herman menekankan pentingnya akselerasi pembangunan TPPAS Legok Nangka. "Jadi terkait rapat dengan JES (di dalam) kita akselerasi (pengerjaannya), karena usia pakai TPA Sarimukti sekitar 2,5 tahun, berarti dari Juli 2025, pada akhir 2027 Legok Nangka harus selesai. Tetapi kita tetap kasih cadangan enam bulan," jelas Herman di Rumah Dinas Sekda Jabar, Bandung.
PT JES sendiri telah menyatakan komitmennya untuk berkolaborasi dengan Pemprov Jabar dalam mempercepat pembangunan, termasuk pengadaan lahan dan perjanjian jual beli listrik (PJBL). Dukungan dari Kejaksaan Tinggi Jawa Barat juga telah diberikan melalui legal opinion yang mendukung proyek ini. Saat ini, proses menunggu naskah akademik dari Universitas Padjadjaran untuk kemudian diajukan ke Kementerian ESDM guna mendapatkan penugasan kepada PLN terkait penyediaan listrik di Legok Nangka.
Sekda Herman juga telah melakukan koordinasi dengan Kementerian ESDM untuk mempercepat proses tersebut. "Saya sudah ketemu Sekjen dan Dirjen Kementerian ESDM untuk akselerasi, jadi kami bantu," ucapnya. Namun, beliau menegaskan bahwa semua proses akselerasi harus tetap sesuai norma, integritas, dan bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu.
Integritas dan Transparansi dalam Pembangunan
Sekda Herman menekankan pentingnya integritas dan transparansi dalam setiap tahapan pembangunan TPPAS Legok Nangka. "Saya minta tidak boleh ada kepentingan apapun kecuali proyek ini bisa akseleratif, karena kalau ada persoalan integritas nanti akan menghambat. Makanya saya komitmen ke JES-nya juga, kalau integritasnya bagus saya kira kan semua akan mendukung," tegasnya. Hal ini menunjukkan komitmen Pemprov Jabar untuk memastikan proyek ini berjalan lancar dan sesuai dengan rencana.
Dengan adanya komitmen dari berbagai pihak, diharapkan pembangunan TPPAS Legok Nangka dapat berjalan sesuai target. Keberhasilan proyek ini akan memberikan solusi jangka panjang bagi pengelolaan sampah di Jawa Barat dan mengurangi beban TPA Sarimukti yang sudah hampir mencapai kapasitas maksimalnya. Proses pengawasan dan transparansi yang ketat akan memastikan proyek ini berjalan sesuai rencana dan bebas dari penyimpangan.
Pembangunan TPPAS Legok Nangka diharapkan dapat menjadi contoh pengelolaan sampah yang modern dan berkelanjutan di Indonesia. Dengan teknologi pengolahan sampah yang canggih, diharapkan dapat menghasilkan energi alternatif dan mengurangi dampak lingkungan negatif dari sampah.
Keberhasilan proyek ini akan menjadi tolok ukur bagi pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah di daerah lain di Indonesia. Oleh karena itu, dukungan dan kerja sama dari semua pihak sangat penting untuk memastikan keberhasilan proyek ini.