Semeru Erupsi! Letusan 900 Meter di Atas Puncak, Warga Diminta Jauhi Zona Bahaya
Gunung Semeru kembali erupsi dengan letusan mencapai 900 meter di atas puncak, PVMBG menetapkan sejumlah zona bahaya yang harus dihindari warga.
Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan erupsi yang terjadi pada Selasa pagi, 29 April 2024, pukul 05.17 WIB. Letusan tersebut menyemburkan kolom abu setinggi 900 meter di atas puncak Mahameru atau sekitar 4.576 meter di atas permukaan laut. Erupsi ini terekam oleh seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 125 detik. Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, melaporkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat dan barat laut.
Sebelum erupsi pagi tersebut, Gunung Semeru juga tercatat mengalami dua kali erupsi pada dini hari, yakni pukul 01.20 WIB dan 03.09 WIB. Meskipun visual letusan tidak teramati pada kedua erupsi dini hari, seismograf mencatat amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 116 detik untuk erupsi pertama, serta amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 124 detik untuk erupsi kedua. Kejadian ini menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang perlu diwaspadai.
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi bahaya bagi penduduk di sekitarnya. Oleh karena itu, informasi dan peringatan dini sangat penting untuk mengurangi risiko bencana. Langkah-langkah antisipasi dan evakuasi perlu dilakukan untuk melindungi keselamatan jiwa dan harta benda warga.
Imbauan PVMBG: Hindari Zona Bahaya Gunung Semeru
Menanggapi erupsi Gunung Semeru, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting. Status Gunung Semeru saat ini masih berada pada level Waspada (Level II). Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi). Ini merupakan zona bahaya utama yang harus dihindari sepenuhnya.
Selain zona bahaya utama, PVMBG juga merekomendasikan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini dikarenakan potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak. Bahaya ini perlu diwaspadai karena dapat mengancam keselamatan warga yang berada di dekat aliran sungai.
Sebagai tindakan pencegahan, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru. Wilayah ini rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar yang dapat menyebabkan cedera serius. Penting bagi masyarakat untuk mematuhi rekomendasi ini untuk menjaga keselamatan diri.
Waspadai Potensi Awan Panas dan Lahar
Masyarakat di sekitar Gunung Semeru juga diimbau untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan. Potensi bahaya ini terutama mengancam wilayah sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Sungai-sungai yang perlu diwaspadai antara lain Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Selain itu, perlu diwaspadai juga potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Pemantauan aktivitas Gunung Semeru terus dilakukan oleh PVMBG. Informasi terkini dan peringatan dini akan disampaikan secara berkala kepada masyarakat. Kerja sama dan kepatuhan masyarakat terhadap imbauan dari pihak berwenang sangat penting untuk meminimalisir dampak erupsi Gunung Semeru.
Dengan adanya erupsi ini, diharapkan masyarakat tetap tenang namun waspada. Selalu ikuti arahan dan informasi resmi dari pihak berwenang terkait untuk mengurangi risiko bahaya.