Semua BUMN Gabung Danantara Maret 2025, Efisiensi Anggaran Rp300 Triliun untuk Investasi
Penasihat Presiden Bambang Brodjonegoro membenarkan rencana penggabungan seluruh BUMN ke Danantara pada Maret 2025, dengan efisiensi anggaran Rp300 triliun dialokasikan untuk investasi.
Presiden Prabowo Subianto telah meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) pada Senin, 24 Februari 2024. Langkah ini dikonfirmasi oleh Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro, yang menyatakan bahwa seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan berada di bawah naungan Danantara pada Maret 2025. Penggabungan ini akan melibatkan aset lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar dolar AS.
Pengumuman ini disampaikan Bambang Brodjonegoro kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 25 Februari 2024, saat menghadiri acara Digital Economic Forum. Ia menegaskan, "Ya menurut keterangan kan per Maret nanti semuanya (BUMN) masuk."
Pembentukan Danantara menandai langkah signifikan dalam pengelolaan aset negara. Presiden Prabowo menunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua Dewan Pengawas, dibantu oleh Muliaman Hadad sebagai Wakil Ketua. Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria ditunjuk sebagai Chief Operating Officer (COO) Danantara.
Tujuh BUMN Terpilih dan Tahapan Integrasi
Dony Oskaria menjelaskan bahwa tahap awal integrasi akan melibatkan tujuh perusahaan BUMN unggulan. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah Bank Mandiri, BRI, PLN, Pertamina, BNI, Telkom Indonesia, dan MIND ID. Ia menambahkan, "Sebelum RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) harus sudah diinbrengkan ke Danantara. (RUPS) bulan Maret ini, akhir Maret sudah masuk."
Proses integrasi ini menandakan perubahan besar dalam struktur pengelolaan BUMN di Indonesia. Dengan penggabungan ini, diharapkan akan terjadi peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset negara.
Integrasi ini juga diproyeksikan akan meningkatkan daya saing BUMN di kancah internasional dan memperkuat posisi Indonesia dalam perekonomian global.
Efisiensi Anggaran Rp300 Triliun untuk Investasi
Bambang Brodjonegoro juga memberikan klarifikasi mengenai efisiensi anggaran sebesar Rp300 triliun yang diumumkan Presiden Prabowo. Ia menekankan bahwa dana tersebut tidak akan digunakan sebagai suntikan modal operasional untuk Danantara, melainkan akan diinvestasikan.
Ia menjelaskan bahwa Danantara telah memiliki modal yang cukup dari aktivitas perusahaan-perusahaan BUMN yang berada di bawah naungannya. Pembentukan superholding ini dilakukan dengan mengalihkan kepemilikan saham BUMN dari Kementerian BUMN langsung ke Danantara.
Dengan demikian, dana efisiensi tersebut akan digunakan untuk memperkuat portofolio investasi Danantara dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Langkah ini diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi negara di masa mendatang. Pemerintah optimistis bahwa Danantara akan mampu mengelola aset negara secara profesional dan transparan, serta berkontribusi pada kesejahteraan rakyat Indonesia.
Proses integrasi ini akan diawasi secara ketat untuk memastikan berjalan sesuai rencana dan menghasilkan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.