Senjata Api untuk KKB Puncak Jaya Buatan Pindad Digagalkan di Papua
Kepolisian Papua menggagalkan pengiriman 6 senjata api dan 882 amunisi buatan Pindad yang ditujukan kepada KKB Puncak Jaya; pelaku merupakan mantan anggota TNI.
Kepolisian Daerah (Polda) Papua berhasil menggagalkan pengiriman senjata api dan amunisi yang ditujukan kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Puncak Jaya. Pengiriman tersebut berhasil diungkap pada Kamis malam, 6 Maret 2023, di jalan Trans Papua, wilayah Kabupaten Keerom. Senjata dan amunisi yang disita tersebut ternyata buatan PT Pindad, dan pengirimannya melibatkan seorang mantan anggota TNI.
Kapolda Papua, Irjen Pol. Patrige Renwarin, memastikan bahwa enam pucuk senjata api (empat laras pendek dan dua laras panjang) serta 882 butir amunisi berbagai kaliber yang diamankan merupakan produksi PT Pindad. Meskipun demikian, beliau menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan lebih lanjut ke laboratorium forensik untuk memastikannya.
Modus pengiriman yang digunakan cukup canggih. Senjata dan amunisi disembunyikan di dalam kompresor untuk menghindari deteksi. Paket tersebut dikirim melalui jalur laut dan tiba di Jayapura pada Selasa, 4 Maret 2023, sebelum akhirnya diangkut melalui jalur darat menuju Puncak Jaya.
Pengungkapan Kasus dan Peran Tersangka
Penyelidikan berawal dari informasi yang diterima oleh pihak kepolisian. Tersangka, Yuni Enumbi, mengaku membeli senjata api dan amunisi tersebut seharga Rp 1,3 miliar dari seseorang di Jakarta. Barang tersebut kemudian dikirim ke Surabaya untuk pengemasan sebelum akhirnya dikirim ke Jayapura.
Yuni Enumbi berencana menyerahkan senjata api dan amunisi tersebut kepada Leri Telenggen, salah satu pimpinan KKB di Puncak Jaya yang berafiliasi dengan Lekagak Telenggen. Menurut pengakuan Yuni Enumbi, senjata tersebut akan digunakan untuk mendukung aksi-aksi KKB di wilayah tersebut. Pihak kepolisian saat ini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap jaringan di balik pengiriman senjata api dan amunisi ini.
Kapolda Papua juga mengungkapkan bahwa Yuni Enumbi merupakan mantan anggota TNI yang pernah bertugas di Kodam XVIII Kasuari, Papua Barat. Hal ini semakin mempertegas pentingnya pengawasan ketat terhadap peredaran senjata api dan amunisi di Indonesia.
Detail Senjata dan Amunisi
Berikut detail barang bukti yang berhasil diamankan:
- Enam pucuk senjata api (empat laras pendek dan dua laras panjang)
- 882 butir amunisi berbagai kaliber
Semua senjata api tersebut diproduksi oleh PT Pindad, perusahaan senjata api milik negara Indonesia. Keberhasilan pengungkapan kasus ini menjadi bukti keseriusan aparat keamanan dalam memberantas peredaran senjata ilegal dan mencegah aksi-aksi KKB di Papua.
Penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap seluruh jaringan yang terlibat dalam upaya penyuplaian senjata api dan amunisi kepada KKB. Hal ini penting untuk mencegah aksi-aksi kekerasan dan menjaga keamanan dan ketertiban di Papua.
Polisi menegaskan komitmennya untuk terus berupaya mencegah masuknya senjata api ilegal ke tangan kelompok kriminal. Kerja sama antar instansi dan masyarakat sangat penting dalam upaya memberantas peredaran senjata ilegal di Indonesia.