Serangan Buaya di Kotim: Warga Luka Parah Saat Wudhu
Pria 46 tahun di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, diserang buaya saat berwudhu di sungai dan mengalami luka serius di tangan, kejadian ini merupakan serangan buaya keempat di Kotim sejak Januari 2025.
Seorang pria berusia 46 tahun, Samsul Anwar, menjadi korban serangan buaya saat berwudhu di Sungai Sampit, Desa Bagendang Tengah (Ramban), Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah. Peristiwa nahas ini terjadi sekitar waktu salat Isya pada Minggu, 4 Mei 2025. Korban mengalami luka di tangan kanan dan berhasil diselamatkan oleh istrinya dan warga sekitar setelah sempat terseret arus sungai. Kejadian ini merupakan serangan buaya keempat di Kotim sejak Januari 2025, dan yang kedua di Desa Ramban dalam lima tahun terakhir.
Istri korban yang menyaksikan kejadian tersebut, menceritakan bahwa buaya yang menyerang suaminya berukuran cukup besar, diperkirakan sekitar empat meter panjangnya. Ia dengan sigap membantu suaminya melawan tarikan buaya dan meminta bantuan warga sekitar. Berkat bantuan warga, Samsul Anwar berhasil diselamatkan dan langsung dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Setelah mendapat perawatan, korban menerima kurang lebih 15 jahitan di lengan kanannya akibat serangan buaya tersebut. Saat ini, Samsul Anwar telah kembali ke kediamannya. Kejadian ini kembali menyoroti ancaman bahaya satwa liar di sekitar pemukiman warga Kotim, khususnya di sepanjang aliran Sungai Sampit.
Serangan Buaya di Desa Ramban: Kasus Berulang
Camat Mentaya Hilir Utara, Muslih, membenarkan kejadian tersebut dan menyampaikan informasi yang diperolehnya dari istri korban dan warga sekitar. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan warga terhadap potensi bahaya serangan buaya di wilayah tersebut. Pihak berwenang setempat juga telah menerima laporan dan tengah menyelidiki lebih lanjut mengenai kejadian ini.
Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit, Muriansyah, juga telah menerima laporan dari Kepala Desa Ramban. BKSDA berencana segera menuju lokasi kejadian untuk melakukan investigasi lebih lanjut. Mereka akan menyelidiki penyebab serangan buaya dan mengambil langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Kasus serangan buaya di Desa Ramban bukanlah yang pertama kali. Pada Mei 2022, seorang wanita bernama Siti Mahwiyah juga menjadi korban serangan buaya di lokasi yang sama saat sedang berwudhu. Ia mengalami luka parah di paha dan kaki, namun berhasil selamat.
Pentingnya Kewaspadaan dan Pencegahan
Berdasarkan data BKSDA Resort Sampit, serangan buaya di Kotim terus menjadi perhatian. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan warga yang tinggal di sekitar sungai dan rawa. Pencegahan dan edukasi kepada masyarakat tentang cara menghindari serangan buaya sangat penting untuk mengurangi risiko kejadian serupa di masa mendatang.
Pemerintah daerah dan BKSDA perlu bekerja sama untuk meningkatkan upaya pencegahan, seperti memasang rambu-rambu peringatan, melakukan patroli rutin di daerah rawan, dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara hidup berdampingan dengan satwa liar. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meminimalisir risiko serangan buaya dan melindungi keselamatan warga Kotim.
Kejadian ini juga menjadi sorotan tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan habitat buaya. Meskipun serangan buaya dapat mengancam keselamatan manusia, penting juga untuk memahami bahwa buaya merupakan bagian dari ekosistem dan perlu dilindungi. Menjaga keseimbangan ekosistem menjadi kunci untuk mencegah konflik antara manusia dan satwa liar.
Dengan adanya kasus ini, diharapkan pemerintah daerah dan pihak terkait dapat meningkatkan upaya perlindungan dan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Kewaspadaan dan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah sangat penting dalam menjaga keselamatan bersama.