Seruni Tebar Solidaritas Lintas Agama di Bulan Ramadhan: 100 Yatim Piatu dan 1900 Paket Sembako Terdistribusi
Solidaritas Perempuan (Seruni) membagikan santunan kepada 100 anak yatim piatu dan 1900 paket sembako kepada kaum dhuafa di Masjid Istiqlal, Jakarta, sebagai wujud nyata toleransi dan persaudaraan lintas agama di bulan Ramadhan.
Bertempat di Kompleks Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu lalu, Solidaritas Perempuan Untuk Indonesia (Seruni) Kabinet Merah Putih menggelar acara "Harmoni Dalam Keberagaman" sebagai bentuk solidaritas lintas agama di bulan Ramadhan 1446 Hijriyah. Acara ini menandai aksi nyata berbagi dan mempererat tali persaudaraan, melibatkan anak yatim piatu dari berbagai latar belakang agama dan kaum dhuafa.
Seruni menyalurkan santunan kepada 100 anak yatim piatu, baik Muslim maupun non-Muslim, serta 1.900 paket sembako kepada kaum dhuafa. Aksi ini merupakan wujud nyata kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan, khususnya selama bulan suci Ramadhan. Pembagian tersebut dilakukan di Masjid Istiqlal, Jakarta, sebagai simbol kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Selvi Gibran Rakabuming, Pembina Seruni, menekankan pentingnya solidaritas dan toleransi dalam menjaga kerukunan antarumat beragama. "Karena dengan solidaritas dan toleransi itulah, kita bisa mewujudkan kerukunan antarumat beragama. Harapannya, kita bisa hidup berdampingan dengan damai dan saling membantu," ujarnya. Ia juga berinteraksi langsung dengan anak-anak yatim, memberikan motivasi dan bingkisan.
Solidaritas sebagai Kekuatan Bangsa
Wakil Ketua Bidang 3 Seruni, Fatma Saifullah Yusuf, senada dengan Selvi. Ia melihat keberagaman sebagai kekuatan bangsa, selama diiringi rasa saling menghormati dan kepedulian sosial. "Setiap anak di negeri ini, tanpa memandang latar belakangnya, berhak mendapatkan kasih sayang dan perhatian. Solidaritas lintas agama yang kita lihat hari ini membuktikan bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan kelemahan," tegas Fatma. Acara ini, menurutnya, tak hanya berbagi, tetapi juga menguatkan nilai kebersamaan.
Para peserta juga berkesempatan mengunjungi Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta. Terowongan ini menjadi simbol nyata harmoni antara komunitas Muslim dan Katolik. Keberadaan terowongan ini menjadi bukti nyata komitmen untuk menjaga kerukunan antar umat beragama.
Sebagai bagian dari acara, Staf Khusus Menteri Agama, Farid Saenong, memberikan tausiah mengenai pentingnya Pancasila sebagai pilar pemersatu bangsa. Ia menekankan bahwa keberagaman adalah takdir yang harus dijaga bersama. "Allah sebenarnya mampu menciptakan kita seragam, tapi Allah membiarkan kita beragam supaya saling mendukung keberagamaan dan eksistensi masing-masing," kata Farid.
Menginspirasi Solidaritas Lintas Agama
Melalui kegiatan ini, Seruni berharap dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk berkontribusi dalam membangun solidaritas dan mempererat persaudaraan lintas agama di Indonesia. Aksi nyata Seruni ini menjadi contoh nyata bagaimana perbedaan agama bukan penghalang untuk berbagi kasih dan membangun persatuan di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.
Kegiatan ini juga menunjukkan bagaimana bulan Ramadhan dapat menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi, serta memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan semangat persaudaraan dan toleransi antar umat beragama dapat terus terjaga dan berkembang di Indonesia.
Partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan tokoh agama, sangat penting dalam mendukung dan mensosialisasikan nilai-nilai toleransi dan persaudaraan. Dengan demikian, Indonesia dapat terus menjadi contoh nyata negara yang mampu menjaga kerukunan antar umat beragama di tengah keberagamannya.
Semoga kegiatan Seruni ini dapat menjadi inspirasi bagi organisasi dan individu lain untuk turut serta dalam membangun solidaritas dan toleransi antar umat beragama di Indonesia. Dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, kita dapat bersama-sama membangun Indonesia yang lebih harmonis dan damai.