SIG Sukses Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Lahan Suboptimal Cilacap
PT Semen Indonesia (SIG) melalui anak usahanya, Solusi Bangun Indonesia, berhasil meningkatkan produktivitas pertanian di lahan suboptimal di Cilacap dengan menanam padi varietas biosalin 2, menghasilkan panen perdana 18,68 ton.
PT Semen Indonesia (SIG) melalui anak usahanya, PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, telah sukses meningkatkan produktivitas pertanian di lahan suboptimal. Upaya ini dilakukan dengan menanam padi varietas biosalin 2 di Kawunganten, Cilacap. Program ini menjawab tantangan ketahanan pangan nasional dengan memanfaatkan lahan yang sebelumnya kurang produktif. Keberhasilan ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap program swasembada pangan pemerintah.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menyatakan bahwa kolaborasi ini merupakan wujud komitmen perusahaan terhadap pertanian berkelanjutan di Indonesia. Panen perdana padi varietas biosalin 2 pada pekan kedua April 2025 menghasilkan 18,68 ton gabah. "Keberhasilan ini menjadi kontribusi nyata dalam mendorong ketahanan pangan di Indonesia dan bentuk dukungan terhadap Astacita Presiden Prabowo dalam mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan," ungkap Vita.
SIG berkomitmen untuk mereplikasi keberhasilan ini di daerah lain yang memiliki lahan suboptimal, khususnya wilayah pesisir dengan tingkat salinitas tinggi. Selain penyediaan bibit, SIG juga memberikan pendampingan intensif kepada para petani dengan melibatkan tenaga ahli dari akademisi dan lembaga terkait. Pendampingan intensif ini menjadi kunci keberhasilan program ini.
Pemanfaatan Padi Varietas Biosalin 2 di Lahan Suboptimal
Program penanaman padi varietas biosalin 2 di Cilacap merupakan bagian dari Penelitian Musim Tanam (MT) 1 Demplot Padi Varietas Biosalin 2. Program ini bertujuan menguji ketahanan padi varietas biosalin 2 di lahan sawah pesisir yang terdampak intrusi air laut. Program yang dimulai Januari 2025 ini dilakukan di lahan seluas 0,5 hektare milik Kelompok Tani Karya Utama II di Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten. Program ini melibatkan 10 petani dengan tiga metode penanaman: metode tradisional, metode Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan metode Profesor Gembong Soetoto Tjitrosoepomo dari Universitas Gadjah Mada. Masing-masing metode diterapkan di lahan seluas 1.500 meter persegi dengan 25 kilogram bibit.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah Kabupaten Cilacap, Sujito, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi ini. Ia menyatakan hasil panen biosalin 2 sangat memuaskan. "Varietas ini akan direplikasikan di Kabupaten Cilacap, terutama untuk sawah seluas 2.569 hektare yang terdampak air asin dan tersebar di 12 kecamatan," kata Sujito. Ia berharap program ini dapat meningkatkan produksi padi dan kesejahteraan petani.
Program ini juga disambut positif oleh para petani. Darman (60), salah satu petani yang terlibat dan pemilik lahan uji coba, menyatakan bahwa padi varietas biosalin 2 memberikan harapan baru. "Kami sering menghadapi kendala lahan asin dan kekeringan. Dengan adanya padi ini, kami optimistis hasil panen akan lebih baik. Terima kasih SBI dan SIG yang telah peduli dan bersedia membantu kami," ujar Darman.
Dampak Positif dan Potensi Pengembangan
Keberhasilan program ini menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan produktivitas pertanian di lahan suboptimal dan menghadapi tantangan perubahan iklim. Pemanfaatan varietas padi yang tahan terhadap salinitas tinggi membuka peluang bagi pengembangan pertanian berkelanjutan di wilayah pesisir. Replikasi program ini di daerah lain dapat berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional.
Kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan akademisi menjadi kunci keberhasilan program ini. Model kemitraan ini dapat menjadi contoh bagi pengembangan program serupa di berbagai daerah di Indonesia. Dengan dukungan teknologi dan pendampingan yang tepat, petani dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.
Program ini juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Dengan memanfaatkan lahan suboptimal, program ini mengurangi tekanan terhadap lahan pertanian produktif. Pengembangan pertanian berkelanjutan menjadi penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjaga kelestarian lingkungan.
Secara keseluruhan, program penanaman padi varietas biosalin 2 di Cilacap merupakan contoh nyata keberhasilan kolaborasi dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Program ini memberikan harapan baru bagi petani di lahan suboptimal dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.