SPPG Prioritaskan Kebutuhan Khusus Penerima MBG untuk Inklusivitas
Kepala BGN memastikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) memenuhi kebutuhan khusus penerima, termasuk penyandang disabilitas dan alergi, demi inklusivitas dan efisiensi program.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus bergulir dan menjangkau seluruh Indonesia. Kepala Badan Gizi (BGN), Dadan Hindayana, memberikan kepastian bahwa setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah dibekali instruksi untuk mengakomodasi kebutuhan khusus para penerima manfaat MBG. Hal ini dilakukan demi menjaga inklusivitas dan efisiensi program.
Program MBG yang diluncurkan ini bertujuan untuk memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan gizi yang cukup. Inisiatif ini mencakup berbagai kelompok masyarakat, termasuk anak-anak penyandang disabilitas dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan khusus seperti alergi. Kepastian ini disampaikan langsung oleh Kepala BGN di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat lalu.
Salah satu poin penting yang ditekankan adalah peran ahli gizi di setiap SPPG. "Badan Gizi menempatkan satu ahli gizi di setiap SPPG," jelas Dadan. Para ahli gizi ini memiliki tugas penting dalam mendeteksi dan mencatat kebutuhan khusus dari setiap penerima manfaat di wilayah pelayanan mereka. Dengan begitu, dapat dipastikan program MBG dapat berjalan efektif dan efisien.
Contoh nyata dari komitmen ini terlihat dalam penyesuaian menu makanan. Ada kasus anak yang fobia nasi di Sukabumi, Jawa Barat. SPPG setempat telah mencatat kondisi tersebut dan memberikan menu alternatif agar anak tersebut tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Hal serupa juga dilakukan di sekolah luar biasa (SLB), dimana SPPG menyiapkan menu khusus yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak berkebutuhan khusus.
Tidak hanya di Jawa Barat, kepedulian terhadap kebutuhan khusus penerima MBG juga terlihat di Papua. "Kami menerima laporan dari Papua bahwa banyak yang alergi jenis makanan tertentu," ungkap Dadan. Tim SPPG di Papua langsung mengidentifikasi alergi tersebut dan menyesuaikan menu makanan agar terhindar dari potensi reaksi alergi. Semua upaya ini menunjukan komitmen pemerintah untuk memastikan program MBG inklusif.
Inklusivitas dalam program MBG menjadi prioritas utama. SPPG memastikan semua penerima manfaat, tanpa terkecuali, mendapatkan makanan bergizi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan program MBG yang efisien dan berkeadilan. Semua SPPG di seluruh Indonesia berkomitmen untuk menjalankan arahan ini.
Per 17 Januari 2024, program MBG telah berjalan di 31 provinsi dengan 238 SPPG beroperasi. Target penerima manfaat pada periode Januari-April 2025 adalah 3 juta anak, dan akan meningkat menjadi 6 juta pada periode April-Agustus 2025. Angka ini menunjukan jangkauan program MBG yang luas dan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan anak Indonesia.