Sulawesi Tenggara Capai Rekor Produksi Padi Tahun 2025
Produksi padi di Sulawesi Tenggara pada masa tanam pertama tahun 2025 mencapai rekor tertinggi dalam 5-6 tahun terakhir, dengan luas panen mencapai 22.767 hektare dan produksi gabah kering mencapai 95.621 ton.
Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil menorehkan prestasi membanggakan di sektor pertanian. Dinas Tanaman Pangan (Distanak) Sultra melaporkan bahwa luas lahan tanaman padi pada masa tanam pertama tahun 2025 mencapai angka fantastis, yaitu 22.767 hektare. Capaian ini merupakan rekor tertinggi dalam kurun waktu lima hingga enam tahun terakhir. Prestasi ini diraih berkat kerja keras para petani dan dukungan penuh pemerintah daerah, khususnya Gubernur Sultra Andi Sumangerukka.
Kepala Distanak Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, mengungkapkan bahwa angka tersebut merupakan akumulasi data yang dikumpulkan sejak Februari 2025. Luas lahan yang ditanami padi terus meningkat setiap bulannya, dimulai dari 7.253 hektare pada Februari, 6.075 hektare pada Maret, melonjak tajam menjadi 18.629 hektare pada April, dan akhirnya mencapai 22.767 hektare pada Mei 2025. Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan program pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Sultra.
Keberhasilan ini tidak hanya terlihat dari luas lahan tanam, tetapi juga dari hasil panen. Produksi gabah kering giling juga mengalami peningkatan signifikan. Pada Februari 2025 tercatat 31.084 ton, Maret 30.462 ton, kemudian melonjak drastis menjadi 78.212 ton pada puncak panen di bulan April. Estimasi produksi gabah kering pada Mei 2025 diperkirakan mencapai 95.621 ton, angka yang sangat menggembirakan bagi sektor pertanian Sultra.
Peningkatan Signifikan Produksi Padi di Sultra
Peningkatan produksi padi di Sulawesi Tenggara tidak terlepas dari komitmen Gubernur Sultra dalam menjaga ketahanan pangan daerah. "Ini mencerminkan pemerintah daerah khususnya gubernur dalam mendukung swasembada pangan sejak awal tahun 2025," ujar Rusdin Jaya. Dukungan tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari penyediaan bibit unggul, pupuk bersubsidi, hingga pelatihan bagi para petani. Hal ini menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah dan petani dalam mencapai ketahanan pangan.
Rusdin Jaya juga menjelaskan bahwa peningkatan produksi ini merupakan hasil kerja keras para petani yang gigih dan tekun mengolah lahan pertanian mereka. Mereka telah menunjukkan dedikasi dan komitmen yang tinggi dalam meningkatkan produktivitas pertanian di daerahnya masing-masing. Dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk penyuluh pertanian dan lembaga terkait, juga berperan penting dalam keberhasilan ini.
Lebih lanjut, Rusdin Jaya mengungkapkan bahwa capaian ini merupakan yang tertinggi dalam 5-6 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan tren positif dalam sektor pertanian Sultra dan menandakan keberhasilan strategi yang diterapkan oleh pemerintah daerah. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi daerah lain untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya.
Apresiasi atas Kerja Keras Petani dan Pemangku Kepentingan
Kepala Distanak Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kerja keras para petani di seluruh Sulawesi Tenggara. Dedikasi dan kerja keras mereka menjadi kunci utama keberhasilan peningkatan produksi padi ini. Selain itu, Rusdin Jaya juga mengapresiasi dukungan dari berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengembangan sektor pertanian di Sultra.
Keberhasilan ini tidak hanya berdampak positif bagi petani, tetapi juga bagi perekonomian daerah secara keseluruhan. Peningkatan produksi padi dapat meningkatkan pendapatan petani, mengurangi angka kemiskinan, dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Pemerintah daerah diharapkan dapat terus mendukung dan mengembangkan sektor pertanian agar prestasi ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan di masa mendatang.
Data produksi gabah kering menunjukkan tren positif yang signifikan. Berikut rinciannya:
- Februari 2025: 31.084 ton
- Maret 2025: 30.462 ton
- April 2025: 78.212 ton
- Mei 2025 (estimasi): 95.621 ton
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kerja keras, dukungan pemerintah, dan sinergi antar pemangku kepentingan, sektor pertanian di Sulawesi Tenggara mampu mencapai hasil yang gemilang. Semoga capaian ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.