Surabaya Terbitkan Perwali Penanggulangan TBC, Targetkan Kampung Bebas TBC di Tahun 2025
Pemkot Surabaya luncurkan Perwali Nomor 117 Tahun 2024 untuk menekan penyebaran TBC, menargetkan Kampung Bebas TBC di seluruh RW pada tahun 2025 dengan berbagai strategi penanggulangan komprehensif.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya resmi menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 117 Tahun 2024 tentang Penanggulangan Tuberkulosis (TBC). Perwali ini diluncurkan sebagai upaya menekan penyebaran penyakit TBC di Surabaya. Peraturan ini mengatur berbagai strategi, mulai dari penanganan kasus hingga pencegahan penyebaran penyakit menular ini, melibatkan berbagai pihak dan menargetkan pembentukan Kampung Bebas TBC di seluruh RW di Surabaya pada tahun 2025.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menjelaskan bahwa Perwali ini mengatur secara detail tatalaksana penanganan kasus TBC, termasuk proses penyembuhan penderita dan upaya memutus mata rantai penularan. Hal ini mencakup penegakan diagnosis, pengobatan, pengawasan minum obat, pemantauan pengobatan, dan pelacakan kasus yang hilang (lost to follow up). Penanganan TBC di Surabaya dijalankan secara terpadu dan berkelanjutan, melibatkan berbagai pihak dalam kolaborasi Hexahelix.
Nanik menambahkan bahwa strategi penanggulangan TBC di Surabaya meliputi promosi kesehatan, penemuan kasus, surveilans, pengendalian faktor risiko, pemberian obat, pemberian kekebalan, dan pemberian obat pencegahan TBC. Pembentukan Kampung Bebas TBC di tingkat RW menjadi salah satu langkah strategis dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan bebas dari TBC.
Langkah-langkah Menuju Kampung Bebas TBC
Dinkes Surabaya telah memulai persiapan dan pelaksanaan program Kampung Bebas TBC dengan melakukan skrining TBC melalui berbagai metode, termasuk Portable X-Ray dan skrining berbasis wilayah yang melibatkan puskesmas. Penemuan kasus dilakukan secara aktif dan pasif. Tahap persiapan telah dilakukan pada tahun 2024 dan Januari 2025, dilanjutkan dengan sosialisasi melalui roadshow pada Februari 2025.
Untuk mencapai target Kampung Bebas TBC, beberapa persyaratan harus dipenuhi. Salah satunya adalah capaian penemuan terduga TBC yang dilaporkan harus mencapai 100 persen pada tahun 2025. Selain itu, capaian penemuan kasus TBC yang dilaporkan ditargetkan 90 persen, angka keberhasilan pengobatan TBC (TSR) juga ditargetkan 90 persen.
Tidak hanya itu, capaian pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) pada kontak serumah ditargetkan 72 persen, dan capaian Investigasi Kontak (IK) ditargetkan 90 persen pada tahun 2025. Semua target ini menunjukkan komitmen Pemkot Surabaya dalam memberantas TBC di wilayahnya.
Kolaborasi Hexahelix dalam Penanggulangan TBC
Penanggulangan TBC di Surabaya dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai pihak dalam kolaborasi Hexahelix. Kerja sama ini mencakup pemerintah pusat, pemerintah provinsi, swasta, akademisi, penegak hukum, dan masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat upaya penanggulangan TBC dan memastikan keberhasilan program Kampung Bebas TBC.
Dengan adanya Perwali ini dan berbagai strategi yang diterapkan, Pemkot Surabaya optimis dapat menekan angka penyebaran TBC dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi warganya. Program Kampung Bebas TBC menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam melindungi kesehatan masyarakat Surabaya.
Perwali Nomor 117 Tahun 2024 ini diharapkan mampu menjadi pedoman yang efektif dalam upaya penanggulangan TBC di Surabaya, dan kolaborasi Hexahelix akan menjadi kunci keberhasilan program ini dalam menciptakan Surabaya yang bebas dari TBC.