Target Ekonomi 8 Persen: Tantangan Energi dan Solusi Teknologi CCS
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menekankan perlunya solusi inovatif pemenuhan energi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen tanpa mengabaikan komitmen nol emisi bersih pada 2060, seperti melalui teknologi CCS.
Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, baru-baru ini menyoroti tantangan besar dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Tantangan tersebut terletak pada pemenuhan kebutuhan energi yang signifikan. Pernyataan ini disampaikan Eddy saat menjadi pembicara dalam sebuah kegiatan di Seoul, Korea Selatan, pada 9-15 Maret 2025, yang diselenggarakan oleh Asian Development Bank (ADB) dan Karbon Korea. Kegiatan tersebut membahas sinergi antara ketahanan energi dan mitigasi krisis iklim untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Eddy, "Hal ini menuntut kita untuk berpikir kreatif mencari solusi agar kebutuhan energi yang besar ini dapat terpenuhi tanpa mengurangi komitmen Indonesia menuju net zero emission (nol emisi bersih) pada tahun 2060." Beliau menekankan pentingnya solusi inovatif untuk mengatasi dilema antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Pertumbuhan ekonomi yang pesat memerlukan pasokan energi yang memadai, namun hal ini harus diimbangi dengan upaya mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mencapai target nol emisi bersih.
Dalam paparannya yang bertema Building Synergy Between Energy Resilience and Climate Crisis Mitigation to Achieve National Economic Growth Targets through Carbon Capture and Storage (CCS), Eddy juga membahas potensi teknologi CCS sebagai solusi. Teknologi CCS, yang melibatkan penangkapan dan penyimpanan karbon, dinilai mampu mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan, sehingga mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target nol emisi bersih. Hal ini menjadi penting mengingat target pertumbuhan ekonomi 8 persen membutuhkan pasokan energi yang besar, yang berpotensi meningkatkan emisi jika tidak dikelola dengan baik.
Teknologi CCS: Investasi dan Lapangan Kerja
Eddy Soeparno juga menyoroti manfaat ekonomi dari teknologi CCS. Beliau menyebutkan potensi investasi yang sangat besar, mencapai tiga miliar dolar AS untuk satu proyek CCS. Selain itu, teknologi ini juga berpotensi menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa investasi dalam teknologi CCS tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi perekonomian Indonesia.
Kehadiran teknologi CCS diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat dalam memenuhi kebutuhan energi yang besar tanpa mengorbankan komitmen Indonesia terhadap lingkungan. Dengan demikian, teknologi ini dapat membantu Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pemerintah Indonesia perlu mendorong investasi dan pengembangan teknologi CCS untuk memastikan keberhasilannya. Dukungan kebijakan, regulasi yang kondusif, serta kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga internasional sangat penting untuk memastikan implementasi teknologi CCS secara efektif dan efisien.
Partisipasi Pemangku Kepentingan Indonesia
Acara di Seoul tersebut dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan dari Indonesia, termasuk Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup Ary Sudijanto, dan Asisten Deputi Percepatan Transisi Energi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Farah Herliantina. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen Indonesia untuk mencari solusi inovatif dalam menghadapi tantangan energi dan iklim.
Partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan ini diharapkan dapat mempercepat proses adopsi teknologi CCS di Indonesia. Koordinasi dan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga internasional sangat penting untuk memastikan keberhasilan implementasi teknologi CCS.
Dengan adanya komitmen dan kolaborasi yang kuat, Indonesia diharapkan mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen tanpa mengorbankan komitmennya terhadap lingkungan dan keberlanjutan.
Kesimpulannya, upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen harus diimbangi dengan solusi inovatif dalam pemenuhan energi. Teknologi CCS menawarkan peluang besar, baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan lembaga internasional, sangat krusial untuk keberhasilan implementasi teknologi ini.