Target Elektrifikasi 100 Persen Indonesia dalam 5 Tahun
Presiden Prabowo menargetkan seluruh wilayah Indonesia teraliri listrik dalam 5 tahun ke depan dengan anggaran sekitar Rp48 triliun, ditandai peresmian sejumlah pembangkit listrik di Jawa Barat.
Presiden Prabowo Subianto menetapkan target ambisius: elektrifikasi 100 persen di seluruh Indonesia dalam waktu lima tahun. Pengumuman ini disampaikan Senin lalu, usai peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede di Sumedang, Jawa Barat. Target ini tentu menarik perhatian, mengingat luasnya wilayah Indonesia dan tantangan geografis yang ada.
Mengapa target ini penting? Karena masih banyak daerah terpencil yang belum menikmati akses listrik. Hal ini menghambat perkembangan ekonomi dan pendidikan di wilayah tersebut. Elektrifikasi menyeluruh diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.
Bagaimana rencana pemerintah mewujudkannya? Presiden Prabowo menyebutkan kebutuhan anggaran sekitar Rp48 triliun. Angka ini diproyeksikan akan dibagi rata selama lima tahun, membutuhkan sekitar Rp9 triliun per tahun. Presiden optimistis target ini dapat dicapai, berdasarkan perkembangan dan kemajuan yang sudah dicapai.
Presiden juga menekankan komitmen Indonesia dalam transisi energi dari fosil ke energi terbarukan. Ia menyatakan bahwa Indonesia tak hanya sekadar berbicara, namun melakukan tindakan nyata dalam pengembangan energi baru dan terbarukan untuk mencapai swasembada energi dan mengurangi ketergantungan impor.
Peresmian PLTA Jatigede sendiri menjadi salah satu langkah nyata dalam mencapai target tersebut. Dalam acara tersebut, Presiden meresmikan 26 pembangkit listrik di 18 provinsi dengan total kapasitas 3,2 GigaWatt (GW). Peresmian ini juga mencakup 11 gardu induk dan jaringan listrik baru.
PLTA Jatigede sendiri menyumbang kapasitas 2x55 MegaWatt (MW) dari debit air Waduk Jatigede. Daftar lengkap pembangkit listrik yang diresmikan cukup panjang, termasuk di antaranya PLTA Asahan, PLTP Sorik Marapi, PLTGU Jawa 1, PLTS IKN 10 MW, dan berbagai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan minihidro di berbagai daerah.
Selain pembangkit listrik, Presiden juga meresmikan sejumlah transmisi dan gardu induk, meliputi SUTET 275 kV Muara Enim-Gumawang, SUTT 150 kV Kendawangan-Marau-Sukamara, dan berbagai infrastruktur kelistrikan lainnya di berbagai wilayah Indonesia. Infrastruktur ini akan memastikan distribusi listrik yang efisien dan handal ke seluruh pelosok negeri.
Kesimpulannya, target elektrifikasi 100 persen dalam lima tahun merupakan langkah besar dan ambisius dari pemerintah. Dengan komitmen yang kuat, investasi yang signifikan, dan pengembangan energi terbarukan, target ini berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara merata.