TNI AD Buka Kesempatan Jadi Prajurit untuk Anak Korban Ledakan Amunisi Garut
Sebagai bentuk tanggung jawab, TNI AD membuka kesempatan bagi anak-anak korban ledakan amunisi di Garut untuk menjadi prajurit dan memberikan pendampingan penuh.
Ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat, pada Senin, 12 Mei 2023 pukul 09.30 WIB, mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, empat di antaranya anggota TNI dan sisanya warga sipil. Peristiwa ini terjadi saat TNI AD melakukan pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, TNI Angkatan Darat kini membuka kesempatan bagi putra-putri korban untuk bergabung menjadi prajurit.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menyatakan bahwa TNI AD berkomitmen memberikan peluang kepada anak-anak korban ledakan amunisi tersebut. "TNI Angkatan Darat membuka peluang kepada seluruh putra-putri korban, apabila ada yang ingin bergabung menjadi prajurit Angkatan Darat," ujar Brigjen TNI Wahyu Yudhayana dalam keterangan persnya.
Selain itu, TNI AD juga memastikan akan memberikan pendampingan dan bimbingan penuh kepada anak-anak korban yang ingin mengikuti proses rekrutmen menjadi prajurit. Kodim 0611/Garut ditugaskan untuk memberikan dukungan penuh dalam proses tersebut, sehingga diharapkan prosesnya dapat berjalan dengan lancar dan terarah.
Kesempatan Berkarir di TNI AD untuk Anak Korban
Langkah TNI AD membuka kesempatan bagi anak-anak korban merupakan wujud nyata komitmen institusi untuk bertanggung jawab atas insiden tersebut. Hal ini menunjukkan kepedulian TNI AD terhadap keluarga korban dan upaya untuk meringankan beban mereka. Pendampingan dan bimbingan yang diberikan akan memastikan anak-anak korban mendapatkan kesempatan yang sama untuk meraih cita-cita mereka.
Tidak hanya itu, TNI AD juga telah membantu proses pemakaman seluruh korban, baik warga sipil maupun personel TNI AD. Sembilan jenazah warga sipil telah diserahkan kepada keluarga masing-masing pada Selasa, 13 Mei 2023, dan TNI AD membantu prosesi pemakaman hingga pukul 20.00 WIB. Korem 062/Tarumanegara dan Kodim 0611/Garut juga menggelar doa bersama untuk para korban.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, TNI AD berharap dapat meringankan beban keluarga korban dan memberikan dukungan moral yang dibutuhkan. Komitmen ini menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab TNI AD terhadap masyarakat, khususnya keluarga korban tragedi ledakan amunisi di Garut.
Kronologi Ledakan Amunisi di Garut
Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menjelaskan kronologi ledakan amunisi tersebut. Awalnya, proses pemusnahan amunisi dilakukan dengan prosedur standar. Personel melakukan pengecekan keamanan lokasi dan personel sebelum memulai proses pemusnahan. Dua lubang sumur dibuat untuk tempat memasukkan amunisi, kemudian diledakkan menggunakan detonator.
Proses peledakan di dua sumur pertama berjalan lancar dan aman. Namun, saat tim sedang memusnahkan detonator yang digunakan sebelumnya di lubang ketiga, terjadi ledakan yang mengakibatkan 13 korban jiwa. "Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang," jelas Kadispenad.
Daftar nama korban ledakan terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil. Daftar tersebut meliputi: 1. Kolonel Cpl Antonius Hermawan; 2. Mayor Cpl Anda Rohanda; 3. Kopda Eri Dwi Priambodo; 4. Pratu Aprio Setiawan; 5. Agus bin Kasmin; 6. Ipan bin Obur; 7. Iyus Ibing bin Inon; 8. Anwar bin Inon; 9. Iyus Rizal bin Saepuloh; 10. Toto; 11. Dadang; 12. Rustiawan; 13. Endang.
TNI AD terus berupaya untuk memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban, termasuk membuka kesempatan bagi anak-anak korban untuk menjadi prajurit. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan prosedur keamanan dalam proses pemusnahan amunisi di masa mendatang.