Tragedi Longsor Kapuas: Empat Penambang Emas Tewas Tertimbun, Bupati Sampaikan Belasungkawa
Empat penambang emas tewas tertimbun longsor di Desa Marapit, Kapuas, Kalimantan Tengah; Bupati Kapuas menyampaikan belasungkawa dan berharap kejadian serupa tak terulang.
Kecelakaan tambang yang memilukan terjadi di Desa Marapit, Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Empat penambang emas tewas tertimbun longsor pada Selasa, 29 April 2024, sekitar pukul 14.30 WIB. Kejadian ini mengundang keprihatinan mendalam dari berbagai pihak, termasuk Bupati Kapuas, Muhammad Wiyatno.
Korban longsor yang meninggal dunia terdiri dari Yunedi (46) warga Desa Pujon, Sarip (35) warga Sei Jangkit, Gasi (48), dan Padli (25), keduanya warga Terusan Raya. Mereka tengah melakukan aktivitas penambangan emas di RT. 01 Sungai Pinang ketika hujan gerimis memicu tanah longsor yang menimbun mereka. Evakuasi yang dibantu warga setempat hanya menemukan keempat korban dalam keadaan meninggal dunia.
Bupati Wiyatno menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas peristiwa nahas ini. Ia berharap kejadian ini menjadi pembelajaran berharga agar tragedi serupa tidak terulang di masa mendatang. Lebih lanjut, Bupati juga mengungkapkan rencananya untuk berkoordinasi dengan Gubernur terkait praktik penambangan emas di wilayah tersebut.
Tragedi Longsor dan Harapan Bupati
Bupati Kapuas, Muhammad Wiyatno, mengungkapkan rasa prihatinnya yang mendalam atas meninggalnya empat penambang emas tersebut. "Saya berharap dengan adanya program transmigrasi lokal, masyarakat yang selama ini melakukan penambangan bisa beralih menjadi petani transmigrasi lokal," ungkap Bupati Wiyatno di Kuala Kapuas, Jumat. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah daerah untuk mencari solusi jangka panjang bagi masyarakat yang bergantung pada penambangan emas.
Selain itu, Bupati Wiyatno juga berharap agar kejadian ini tidak terulang kembali. Ia berencana untuk berkomunikasi dengan Gubernur Kalimantan Tengah terkait permasalahan penambangan emas rakyat di wilayah tersebut. "Mudah-mudahan kita nanti akan komunikasikan dengan Pak Gubernur terkait dengan penambangan yang ada selama ini. Kita ingin mencoba untuk adanya penambangan rakyat," harapnya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mencari solusi yang aman dan berkelanjutan.
Peristiwa ini menjadi sorotan penting terkait keselamatan kerja di sektor pertambangan rakyat. Pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan memberikan pelatihan keselamatan kerja kepada para penambang untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa mendatang. Upaya diversifikasi ekonomi melalui program transmigrasi lokal juga menjadi solusi yang perlu dikaji lebih lanjut.
Kronologi Kejadian dan Upaya Penyelamatan
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas, Ahmad M. Saribi, kejadian longsor terjadi pada Selasa, 29 April 2024, sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu, para penambang sedang beraktivitas di lokasi tambang di tengah kondisi hujan gerimis.
Tanah longsor yang terjadi secara tiba-tiba langsung menimbun keempat penambang. Warga setempat kemudian bahu-membahu melakukan evakuasi. Sayangnya, keempat penambang ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia. Kecepatan respon warga dalam melakukan evakuasi patut diapresiasi, meskipun hasil akhirnya sangat menyedihkan.
Kejadian ini menyoroti pentingnya faktor keselamatan kerja dan antisipasi bencana alam dalam kegiatan penambangan, khususnya penambangan rakyat yang seringkali dilakukan secara tradisional dan dengan peralatan minim. Perlu adanya peningkatan kesadaran dan pengawasan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Data Korban dan Lokasi Kejadian
- Korban: Yunedi (46), Sarip (35), Gasi (48), dan Padli (25).
- Lokasi: Desa Marapit RT. 01 Sungai Pinang, Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
- Waktu Kejadian: Selasa, 29 April 2024, sekitar pukul 14.30 WIB.
Kejadian ini menjadi duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Kapuas. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak agar senantiasa memprioritaskan keselamatan kerja dan mengantisipasi potensi bencana alam dalam setiap aktivitas.
Pemerintah daerah diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah konkrit untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, termasuk melakukan evaluasi terhadap sistem penambangan rakyat dan meningkatkan program keselamatan kerja. Dukungan dan bantuan kepada keluarga korban juga sangat diperlukan dalam menghadapi duka yang mendalam ini.