Tragedi Tembok Roboh di Bandarlampung: Dua Nyawa Melayang
Hujan deras di Bandarlampung mengakibatkan longsor dan tembok roboh, menewaskan dua orang dan melukai beberapa lainnya. Pemerintah Kota Bandarlampung telah memberikan bantuan.
Hujan lebat yang mengguyur Kota Bandarlampung pada Jumat malam, 21 Februari 2024, mengakibatkan tanah longsor dan sebuah tembok roboh, menewaskan dua orang dan menimbulkan kepiluan bagi keluarga korban. Peristiwa nahas ini terjadi di daerah Gedong Air, Bandarlampung, sekitar pukul 22.00 WIB. Korban, Rosmiani dan M. Ramin, pasangan suami istri, tertimpa reruntuhan tembok saat berada di dapur rumah mereka.
Menurut keterangan Dodi, warga setempat, longsor menyebabkan pondasi rumah korban ambrol sehingga tembok yang berada di dekat rumah tersebut roboh. Rumah korban yang berdekatan dengan tembok tersebut menjadi sasaran langsung dari reruntuhan. "Longsor menyebabkan pondasi rumah ambrol dan temboknya roboh pada Jumat malam pukul 22.00 WIB, menimpa keluarga Rosmiani dan M Ramin, di mana keduanya menjadi korban," ujar Dodi.
Kejadian ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Meskipun dua anak korban yang masih balita selamat karena berada di kamar saat kejadian, mereka kini telah kehilangan kedua orang tuanya. "Alhamdulillah anak-anaknya selamat dari kejadian tersebut karena berada di dalam kamar," ungkap Dodi. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana alam, terutama di musim hujan.
Tragedi yang Mengguncang Gedong Air
Saksi mata, Rio, menceritakan detik-detik menegangkan saat kejadian. Ia mendengar suara gemuruh yang keras, dan ketika melihat ke arah rumah korban, mendapati rumah tersebut telah hancur tertimpa reruntuhan. Bersama warga lainnya, Rio langsung melakukan evakuasi terhadap kedua anak korban yang masih balita. "Kami kaget ada bunyi gemuruh, tahunya rumah korban sudah hancur, kemudian bersama-sama langsung masuk dan berhasil mengevakuasi anak-anaknya yang menangis sambil menunjuk ke arah dapur dan berkata ibu..ibu..," kata Rio.
Proses evakuasi korban dewasa cukup sulit karena dapur tertimbun reruntuhan yang cukup berat. Warga kemudian menghubungi petugas pemadam kebakaran untuk membantu proses evakuasi. "Itu kami langsung panggil petugas Damkar di kecamatan untuk evakuasi korban. Korban yang perempuan berhasil diangkat pukul 03.00 WIB sedangkan yang laki berhasil dikeluarkan dari reruntuhan itu pukul 05.00 WIB," jelas Rio. Kecepatan respon petugas pemadam kebakaran sangat membantu dalam upaya penyelamatan.
Kejadian ini menyoroti pentingnya langkah-langkah antisipasi bencana, termasuk pemeriksaan struktur bangunan di daerah rawan longsor. Pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan upaya mitigasi bencana untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Bantuan Pemerintah Kota Bandarlampung
Pemerintah Kota Bandarlampung bergerak cepat memberikan bantuan kepada keluarga korban. Asisten III Kota Bandarlampung, Ahmad Husna, menyatakan bahwa atas perintah Wali Kota, pihaknya langsung menuju ke lokasi kejadian untuk memberikan bantuan. "Kami diminta Wali Kota Bandarlampung segera datang ke kediaman rumah duka, di Gedong Air, warga yang meninggal dunia akibat tertimpa tembok," kata Ahmad Husna.
Bantuan yang diberikan berupa sembako, seperti beras, air mineral, dan mie instan. Selain itu, Pemerintah Kota Bandarlampung juga akan memberikan bantuan uang tunai kepada anak-anak korban. "Anak-anak korban juga nanti akan diberikan bantuan uang tunai yang saat ini sedang diproses administrasinya," tambahnya. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga yang tengah berduka.
Kejadian ini menjadi duka bagi masyarakat Bandarlampung. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi musibah.
Pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat bekerja sama untuk mengurangi risiko bencana dan memberikan dukungan kepada para korban bencana.