Trans Semarang: Perkuat Layanan Ramah Disabilitas, Wujudkan Semarang Inklusif
Trans Semarang terus berinovasi untuk meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, termasuk penyediaan armada khusus, halte ramah difabel, dan pelatihan bahasa isyarat bagi petugas.
Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang di Kota Semarang, Jawa Tengah, terus berupaya meningkatkan layanannya agar ramah bagi penyandang disabilitas, sejalan dengan program Semarang Inklusif yang dicanangkan oleh Wali Kota Semarang, Ibu Agustina. Berbagai inovasi telah dan akan terus dilakukan untuk memastikan akses transportasi yang aman dan nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.
Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang, Haris Setyo Yunanto, menjelaskan bahwa upaya ini merupakan wujud komitmen Trans Semarang dalam menciptakan layanan yang inklusif. "Kami terus berupaya menciptakan layanan yang bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. Terlebih salah satu program Ibu Agustina Wali kota Semarang yakni Semarang Inklusif," ujarnya dalam keterangan pers di Semarang, Senin (17/3).
Langkah nyata telah dilakukan Trans Semarang untuk meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Beberapa inovasi telah diterapkan untuk menjawab tantangan aksesibilitas transportasi publik bagi kelompok rentan ini. "Sejumlah perbaikan dan inovasi akan terus dilakukan untuk memastikan layanan yang lebih ramah bagi mereka (penyandang difabel, red.)," tambah Haris.
Inovasi Trans Semarang untuk Penyandang Disabilitas
Beberapa inovasi yang telah diterapkan Trans Semarang meliputi penyediaan ruang khusus untuk pengguna kursi roda di setiap armada bus. Terdapat pula beberapa armada khusus ramah disabilitas yang beroperasi di Koridor 2, 3, dan 6. Selain itu, halte-halte BRT Trans Semarang telah dilengkapi dengan jalur khusus untuk penyandang disabilitas.
Meskipun demikian, Haris mengakui bahwa belum semua halte Trans Semarang memiliki akses kemiringan jalan yang sepenuhnya ramah disabilitas. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan lahan dalam proses pembangunan halte. Beberapa halte masih belum memiliki tingkat kemiringan sekitar 8 derajat yang ideal.
Namun, Trans Semarang berencana untuk membangun halte berbentuk 'low deck' di masa mendatang. Halte jenis ini diharapkan akan lebih inklusif dan mudah diakses oleh penyandang disabilitas. "Namun untuk ke depan, Trans Semarang tengah merencanakan pembangunan halte berbentuk 'low deck' agar lebih inklusif bagi penyandang disabilitas," jelas Haris.
Tidak hanya infrastruktur, Trans Semarang juga meningkatkan layanan melalui pelatihan bahasa isyarat bagi petugas BRT. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan penumpang tuna rungu dalam berkomunikasi dengan petugas. Sejak Agustus 2022, Trans Semarang juga telah menerbitkan Kartu Disabilitas dengan huruf Braille, sebuah inovasi pertama di Indonesia yang mempermudah akses layanan bagi penyandang disabilitas.
Komitmen Terus Ditingkatkan
Haris menegaskan bahwa Trans Semarang akan terus berinovasi untuk mewujudkan transportasi yang inklusif di Kota Semarang. "Kami akan terus berinovasi, sesuai arahan Bu Wali agar transportasi di Kota Semarang semakin inklusif dan memberikan kenyamanan bagi warga," tutup Haris. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Trans Semarang dalam memberikan layanan transportasi yang setara dan nyaman bagi semua warga Semarang, termasuk penyandang disabilitas.
Dengan berbagai inovasi yang telah dan akan terus dilakukan, Trans Semarang berharap dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam menciptakan sistem transportasi publik yang benar-benar inklusif dan ramah bagi seluruh lapisan masyarakat. Ke depannya, diharapkan seluruh halte Trans Semarang dapat terwujud dengan desain yang sepenuhnya ramah disabilitas, sehingga mobilitas penyandang disabilitas semakin meningkat dan terjamin.