Transformasi Tenaga Kerja: Dorong Inovasi dan Daya Saing Global
Menaker Yassierli menekankan pentingnya transformasi tenaga kerja Indonesia yang berfokus pada peningkatan keterampilan, kreativitas, dan inovasi untuk menghadapi tantangan era digital dan memenangkan persaingan global.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli baru-baru ini menyoroti pentingnya transformasi tenaga kerja Indonesia sebagai kunci menghadapi tantangan era digital dan disrupsi teknologi. Pernyataan ini disampaikan pada Senin di Jakarta. Transformasi ini bukan sekadar meningkatkan produktivitas, tetapi juga mendorong pertumbuhan pribadi dan inovasi pekerja Indonesia.
Menaker Yassierli menjelaskan perlunya perubahan paradigma. Kita perlu bergeser dari pandangan tenaga kerja sebagai 'labour' menjadi 'human potential'. Artinya, fokusnya bukan hanya pada hasil produksi semata, tetapi juga pada pengembangan potensi individu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih berdaya saing di kancah global.
Transformasi ini, menurut Menaker, mencakup peningkatan keterampilan yang komprehensif. Peningkatan tersebut meliputi kemampuan teknis, kognitif, dan interpersonal. Ketiga hal tersebut dibutuhkan agar tenaga kerja Indonesia siap menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Pendekatan yang berpusat pada manusia (people-centric) dan tujuan (purpose-centric) menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja.
Yassierli juga menekankan pentingnya adaptasi terhadap perubahan. Dunia kerja saat ini menghadapi tantangan yang kompleks dan serba cepat berubah (VUCA: Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity). Oleh karena itu, diperlukan pola pikir yang dinamis dan adaptif, baik di tingkat individu maupun organisasi.
Hal senada disampaikan oleh laporan Future of Jobs 2025 dari World Economic Forum (WEF). Laporan tersebut menunjukkan bahwa 63 persen perusahaan menghadapi kesenjangan keterampilan (skill gap). Untuk mengatasi hal ini, Yassierli menyoroti pentingnya pengembangan literasi teknologi, kreativitas, dan kepemimpinan sebagai keterampilan utama dalam memenangkan persaingan global.
Sebagai tindak lanjut, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah meluncurkan kerangka kerja berbasis pendekatan human-centered. Kerangka kerja ini diharapkan dapat membangun budaya pertumbuhan yang meningkatkan peluang untuk melampaui target kinerja dan mempercepat inovasi di Indonesia. Kerja sama dan sinergi dari semua pihak sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif dan kompetitif.
Selain upaya Kemnaker, Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, juga menyampaikan rencana strategis BNI 2025. Rencana ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja bank secara berkelanjutan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Strategi tersebut meliputi peningkatan kinerja, perluasan jaringan internasional secara selektif, dan peningkatan green financing. Semua ini selaras dengan tujuan pembangunan nasional.