ULM dan Freeport Jalin Kerja Sama Restorasi Mangrove di Kalimantan Selatan
Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berkolaborasi dengan PT Freeport Indonesia dalam program restorasi mangrove di Kalimantan Selatan untuk pelestarian ekosistem dan pemberdayaan masyarakat.
Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan PT Freeport Indonesia resmi menjalin kerja sama untuk mendukung program restorasi mangrove di Kalimantan Selatan. Kolaborasi ini diumumkan pada Minggu, 2 Juli 2023, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kerja sama ini bertujuan untuk melestarikan ekosistem mangrove sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Rektor ULM, Prof. Ahmad Alim Bachri, menjelaskan bahwa pemilihan PT Freeport didasarkan pada komitmen perusahaan dalam program lingkungan, khususnya penanaman mangrove seluas 10.000 hektar hingga tahun 2041, baik di Papua maupun di luar Papua. Dukungan Freeport dinilai sangat penting bagi ULM yang saat ini mengelola hutan mangrove seluas 611 hektare di Kabupaten Kotabaru.
Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi. Program restorasi mangrove ini tidak hanya fokus pada pelestarian alam, tetapi juga pada pengembangan ekonomi masyarakat sekitar melalui berbagai kegiatan yang melibatkan mahasiswa ULM.
Kerja Sama Restorasi Mangrove: Upaya Pelestarian dan Pemberdayaan
Kerja sama antara ULM dan PT Freeport Indonesia dalam restorasi mangrove di Kalimantan Selatan merupakan langkah strategis dalam upaya pelestarian lingkungan. Program ini tidak hanya sekedar menanam pohon mangrove, tetapi juga melibatkan berbagai aspek, termasuk penelitian, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini sejalan dengan usulan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, untuk menjadikan program ini sebagai Laboratorium Mangrove Tropis Indonesia.
Dengan pengelolaan kawasan mangrove di pesisir Kotabaru, ULM telah berhasil mengukuhkan posisinya sebagai pusat penelitian mangrove tropis berskala global. Keberhasilan ini semakin diperkuat dengan kolaborasi bersama PT Freeport, yang memiliki pengalaman dan sumber daya yang memadai dalam pengelolaan lingkungan.
Keterlibatan mahasiswa ULM dalam program ini juga menjadi poin penting. Mahasiswa akan berperan aktif dalam berbagai kegiatan, mulai dari penelitian, budidaya kepiting, hingga pengembangan ekowisata berbasis ekosistem mangrove. Hal ini diharapkan dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar dan menciptakan lapangan kerja.
Dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Erik Teguh Primiantoro, Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Hubungan Internasional dan Diplomasi Lingkungan, memberikan dukungan penuh terhadap kerja sama ini. Ia menekankan pentingnya pengelolaan lahan basah berbasis ilmiah dan berkelanjutan, bukan hanya bersifat filantropis. Menurutnya, sinergi antara ULM dan Freeport dapat menjadi contoh bagi institusi lain dalam mengelola lahan basah secara berkelanjutan dengan pendekatan multidisiplin.
Pengelolaan lahan basah yang berkelanjutan merupakan investasi jangka panjang yang memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan. Dengan pendekatan ilmiah dan kolaboratif, diharapkan program restorasi mangrove ini dapat memberikan dampak positif yang luas dan berkelanjutan bagi Kalimantan Selatan.
Program ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya pelestarian mangrove dan pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi antara perguruan tinggi, perusahaan swasta, dan pemerintah menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, diharapkan program restorasi mangrove ini dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuannya. Keberhasilan program ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Selatan.
Kesimpulan: Kerja sama ULM dan PT Freeport dalam restorasi mangrove di Kalimantan Selatan merupakan contoh nyata kolaborasi yang efektif antara perguruan tinggi, perusahaan swasta, dan pemerintah dalam upaya pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.