Unair Kembangkan Mikroba Bacillus: Revolusi Ramah Lingkungan dari Alam Indonesia
Guru Besar Unair, Prof. Dr. Salamun, berhasil mengembangkan mikroba Bacillus sebagai solusi ramah lingkungan untuk berbagai sektor industri, memanfaatkan kekayaan biodiversitas Indonesia.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana?
Pada Kamis, 8 Mei 2024, di Aula Garuda Mukti Kampus MERR-C Unair Surabaya, Prof. Dr. Salamun, Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Terapan Unair, memaparkan hasil risetnya mengenai pengembangan mikroba Bacillus sebagai bahan baku produk ramah lingkungan. Riset ini dilatarbelakangi oleh kekayaan biodiversitas Indonesia yang melimpah, termasuk mikroorganisme seperti Bacillus spp., yang berpotensi besar untuk menggantikan senyawa kimia sintetis berbahaya. Pengembangan ini dilakukan untuk menjawab tantangan lingkungan dan menciptakan produk-produk inovatif yang berkelanjutan.
Prof. Salamun menekankan pentingnya hilirisasi riset, yaitu proses mengubah temuan penelitian menjadi produk industri yang siap pakai. Hal ini memerlukan kolaborasi erat antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha. Dengan demikian, riset yang dilakukan tidak hanya berhenti di tahap laboratorium, tetapi dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Penelitian ini menawarkan solusi inovatif untuk berbagai permasalahan lingkungan dan industri. Mikroba Bacillus yang dikembangkan memiliki potensi multifungsi, mulai dari pengendalian hama hingga bioremediasi limbah. Keberhasilan ini membuktikan potensi besar Indonesia dalam memanfaatkan kekayaan alamnya untuk menciptakan teknologi ramah lingkungan.
Mikroba Bacillus: Solusi Ramah Lingkungan Multifungsi
Indonesia, sebagai negara megabiodiversitas, memiliki kekayaan mikroorganisme yang luar biasa. Salah satu kelompok bakteri yang menjanjikan adalah Bacillus spp., yang telah diteliti oleh Prof. Salamun dan timnya. Beberapa varian lokal Bacillus telah berhasil diidentifikasi dan diteliti, di antaranya Bacillus thuringiensis BK5.2 dan Bacillus mojavensis EG6.4. Kedua varian ini terbukti efektif dalam membunuh larva nyamuk penyebab demam berdarah, menawarkan solusi alami untuk mengatasi penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Selain itu, varian Bacillus subtilis BK7.1 menunjukkan potensi besar dalam bidang pertanian. Bakteri ini dapat berfungsi sebagai biopestisida, mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Lebih lanjut, Bacillus subtilis BK7.1 juga memiliki kemampuan sebagai agen bioremediasi, membantu membersihkan limbah dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa mikroba Bacillus memiliki potensi yang sangat luas dalam berbagai sektor industri. Kemampuannya sebagai biopestisida dan agen bioremediasi membuka jalan bagi pengembangan produk-produk ramah lingkungan yang berkelanjutan.
Temuan ini juga membuka peluang bagi pengembangan produk-produk inovatif lainnya berbasis Bacillus. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengeksplorasi potensi penuh dari mikroba ini dan mengembangkan aplikasinya di berbagai sektor.
Hilirisasi Riset: Kolaborasi untuk Pembangunan Berkelanjutan
Prof. Salamun menekankan pentingnya hilirisasi riset mikroba menjadi produk industri. Proses ini mencakup beberapa tahapan penting, mulai dari identifikasi jenis Bacillus unggul, pengembangan teknik fermentasi yang efisien, pemurnian senyawa aktif, hingga pengemasan produk untuk konsumsi massal. Suksesnya hilirisasi memerlukan strategi teknis yang matang dan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak.
Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat sangat krusial dalam mendorong hilirisasi riset. Pemerintah berperan dalam menciptakan kebijakan yang mendukung riset dan inovasi, sementara akademisi bertanggung jawab dalam menghasilkan temuan-temuan penelitian yang berkualitas. Pelaku usaha memiliki peran penting dalam mengembangkan dan memasarkan produk-produk inovatif, sedangkan masyarakat berperan sebagai konsumen dan pengguna produk-produk tersebut.
Pengembangan produk ramah lingkungan berbasis mikroba lokal tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan kekayaan biodiversitas Indonesia, kita dapat mengurangi ketergantungan pada produk-produk impor dan menciptakan lapangan kerja baru.
Lembaga penelitian juga memiliki peran penting dalam memfasilitasi pengembangan produk berbasis mikroba lokal. Mereka dapat memberikan dukungan teknis, pelatihan, dan akses ke sumber daya yang dibutuhkan oleh pelaku usaha.
Dengan kolaborasi yang kuat dan strategi yang tepat, pengembangan produk ramah lingkungan berbasis mikroba Bacillus dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi Indonesia.
Keberhasilan pengembangan mikroba Bacillus oleh Prof. Salamun dan timnya merupakan contoh nyata bagaimana riset di perguruan tinggi dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Hal ini juga menunjukkan pentingnya investasi dalam riset dan inovasi untuk menciptakan solusi bagi permasalahan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.