Undana Pimpin Gerakan Nasional Atasi Stunting di NTT
Universitas Nusa Cendana (Undana) ditunjuk memimpin Konsorsium Perguruan Tinggi (KPT) untuk mengatasi masalah stunting dan kemiskinan di NTT melalui kolaborasi dan intervensi sensitif budaya.
Universitas Nusa Cendana (Undana) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), resmi ditunjuk sebagai pemimpin Konsorsium Perguruan Tinggi (KPT) dalam gerakan nasional mengatasi stunting dan kemiskinan di wilayah tersebut. Penunjukan ini diumumkan pada Jumat, 2 Mei 2024, oleh Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek, Muhammad Fauzan Adziman, saat kunjungan kerja ke Undana. Langkah ini merupakan upaya konkret pemerintah untuk melibatkan perguruan tinggi dalam penanggulangan masalah sosial yang kompleks ini.
Kunjungan Fauzan Adziman menandai komitmen nyata pemerintah untuk mendorong kolaborasi antar perguruan tinggi dalam mengatasi stunting dan kemiskinan. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi lintas kampus, baik di tingkat nasional maupun lokal, untuk mencapai dampak yang signifikan. Pertemuan di Undana dihadiri perwakilan dari Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), serta ajakan untuk universitas lain di NTT seperti UNWIRA dan UKAW untuk bergabung dalam inisiatif ini. "Kita harus menyatukan semangat dan aksi," tegasnya, mengakui tantangan perbedaan data antar lembaga yang perlu diatasi bersama.
Rektor Undana, Prof. Maxs Sanam, menyambut baik pembentukan KPT ini sebagai langkah strategis. Ia mengakui peran budaya lokal yang sering berkontribusi pada tingginya angka stunting dan kemiskinan di NTT. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan harus sensitif terhadap konteks budaya masyarakat NTT. Prof. Sanam juga memaparkan berbagai inisiatif Undana, termasuk program 'Kakak Asuh Stunting' (KAS) di Kota Kupang sebagai proyek percontohan, dukungan terhadap Gerakan Orang Tua Asuh, serta kegiatan pengabdian masyarakat dan KKN tematik yang menjangkau berbagai wilayah di NTT, bahkan hingga ke Desa Tesi Ayofanu di Timor Leste.
Kolaborasi Perguruan Tinggi untuk NTT
Inisiatif KPT ini bertujuan untuk memperkuat upaya penanggulangan stunting dan kemiskinan melalui pendekatan kolaboratif. Kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan sektor swasta diharapkan dapat menghasilkan solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan. Undana, sebagai nakhoda KPT, akan memimpin koordinasi dan implementasi program-program yang dirancang untuk mengatasi akar permasalahan stunting dan kemiskinan di NTT.
Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang, sebagai bagian dari KPT, akan turut berkontribusi dalam memberikan dukungan sumber daya dan keahlian. Keikutsertaan mereka diharapkan dapat memperkaya strategi dan pendekatan dalam mengatasi tantangan yang dihadapi. Dengan pengalaman dan keahlian yang beragam, kolaborasi ini berpotensi menghasilkan solusi inovatif dan efektif.
Peran aktif perguruan tinggi dalam mengatasi stunting dan kemiskinan sangat krusial. Perguruan tinggi memiliki sumber daya manusia, riset, dan teknologi yang dapat dimaksimalkan untuk mendukung program pemerintah. Keterlibatan mereka diharapkan dapat mempercepat pencapaian target penurunan angka stunting dan kemiskinan di NTT.
Tantangan dan Solusi
Salah satu tantangan utama dalam mengatasi stunting dan kemiskinan di NTT adalah perbedaan data antar lembaga. Hal ini menyulitkan dalam perencanaan dan implementasi program yang tepat sasaran. KPT akan berupaya untuk mengatasi masalah ini melalui koordinasi data dan informasi yang lebih baik. Dengan data yang akurat dan terintegrasi, program-program yang dijalankan akan lebih efektif.
Selain perbedaan data, tantangan lain adalah faktor budaya lokal. Praktik-praktik budaya yang kurang mendukung kesehatan dan pendidikan perlu diatasi dengan pendekatan yang sensitif dan partisipatif. KPT akan melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan dan implementasi program untuk memastikan keberhasilan program.
KPT juga akan fokus pada pendekatan preventif dan promotif. Pencegahan stunting sejak dini dan promosi kesehatan akan menjadi prioritas utama. Program-program yang dirancang akan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan.
Kesimpulan
Pembentukan Konsorsium Perguruan Tinggi yang dipimpin oleh Undana merupakan langkah signifikan dalam upaya mengatasi masalah stunting dan kemiskinan di NTT. Kolaborasi antar perguruan tinggi, pemerintah, dan sektor swasta, serta pendekatan yang sensitif terhadap budaya lokal, diharapkan dapat menghasilkan dampak yang positif dan berkelanjutan bagi masyarakat NTT.