Unhas Serahkan Admin IT UTBK Terduga Sindikat ke Polisi: Kasus Kecurangan Ujian Nasional
Universitas Hasanuddin menyerahkan admin IT UTBK yang diduga terlibat sindikat kecurangan ujian kepada pihak kepolisian, mengungkap praktik baru manipulasi sistem ujian.
Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar mengungkap kasus kecurangan baru dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun ini. Pihak Unhas telah menyerahkan seorang admin server UTBK yang diduga menjadi bagian dari sindikat kecurangan kepada Polrestabes Makassar. Penyerahan ini dilakukan setelah ditemukan bukti kuat keterlibatan admin tersebut dalam upaya manipulasi sistem ujian.
Koordinator pelaksana UTBK Unhas, Nurul Ichsani, menjelaskan bahwa admin IT Unhas tersebut awalnya dibujuk oleh pihak internal, yang kemudian terungkap berasal dari sebuah lembaga bimbingan belajar. Lembaga bimbingan belajar tersebut diduga sebagai otak sindikat yang sengaja merekrut tim IT untuk melakukan kecurangan dalam ujian. "Setelah dikembangkan, ternyata sindikat ini dijalankan oleh bimbingan belajar. Mereka mencari tim IT server kami," ujar Nurul Ichsani dalam konferensi pers di Makassar.
Kasus ini terungkap berkat pengawasan ketat yang dilakukan oleh pihak Unhas sejak awal pelaksanaan UTBK. Bukti awal diperoleh dari rekaman CCTV yang menunjukkan admin IT tersebut memasang aplikasi ilegal pada komputer ujian. Aplikasi ini diduga memungkinkan peserta ujian mengerjakan soal dari luar lokasi ujian, sebuah tindakan yang jelas melanggar aturan dan termasuk tindak pidana.
Pengungkapan Kasus dan Bukti Kecurangan
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Unhas, Ishaq Rahman, menambahkan bahwa kerjasama yang telah terjalin antara Unhas dan pihak kepolisian sejak awal UTBK sangat membantu dalam pengungkapan kasus ini. "Karena sejak awal kita sudah kerja sama dengan polisi, maka pihak kampus langsung menyerahkan ke polisi. Saat ini sedang proses hukum," jelasnya. Pihak Unhas menekankan bahwa tindakan tegas ini diambil karena kecurangan tersebut bukan hanya pelanggaran etika, tetapi juga merupakan tindak pidana yang merugikan integritas ujian nasional.
Selain admin IT, Unhas juga berhasil mengungkap kasus perjokian dalam UTBK. Kecurigaan muncul ketika ditemukan kejanggalan pada kartu peserta ujian seorang peserta. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh kepolisian dan panitia UTBK, ditemukan bukti bahwa kartu peserta tersebut telah diedit. Editan pada kartu peserta ini menjadi bukti kuat adanya praktik perjokian dalam ujian.
Kasus ini menunjukkan adanya upaya sistematis untuk melakukan kecurangan dalam UTBK. Lembaga bimbingan belajar yang diduga sebagai dalang sindikat ini memanfaatkan celah sistem dengan merekrut admin IT Unhas untuk memasang aplikasi ilegal. Hal ini menunjukkan pentingnya pengawasan yang ketat dan kerjasama yang baik antara pihak penyelenggara ujian dan penegak hukum dalam menjaga integritas ujian nasional.
Langkah-langkah Pencegahan Ke Depan
Unhas berkomitmen untuk terus meningkatkan pengawasan dan keamanan sistem UTBK untuk mencegah terjadinya kecurangan serupa di masa mendatang. Pihak Unhas juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan IT untuk menutup celah yang memungkinkan terjadinya manipulasi. Kerjasama dengan pihak kepolisian akan terus ditingkatkan untuk menindak tegas segala bentuk kecurangan dalam ujian.
Pengungkapan kasus ini menjadi peringatan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan UTBK untuk senantiasa menjaga integritas dan kejujuran dalam proses seleksi mahasiswa baru. Tindakan tegas yang diambil oleh Unhas menunjukkan komitmen kampus untuk menciptakan lingkungan ujian yang adil dan transparan bagi seluruh peserta.
Dengan terungkapnya kasus ini, diharapkan akan menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk mencegah terjadinya kecurangan serupa di masa mendatang. Pentingnya pengawasan yang ketat dan kerjasama yang baik antara berbagai pihak terkait sangat krusial untuk menjaga integritas dan kredibilitas UTBK sebagai jalur masuk perguruan tinggi negeri.
Unhas berharap kasus ini dapat menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain untuk meningkatkan kewaspadaan dan keamanan sistem UTBK. Dengan demikian, proses seleksi mahasiswa baru dapat berjalan dengan jujur, adil, dan transparan, serta menghasilkan calon mahasiswa yang berkualitas dan berintegritas.