Unilever Indonesia: Data Jadi Strategi Jitu Hadapi Perubahan Pasar
Unilever Indonesia memanfaatkan data konsumen secara efektif sebagai strategi utama menghadapi perubahan tren pasar dan mempertahankan daya saing di industri FMCG.
Jakarta, 19 Februari 2024 - PT Unilever Indonesia Tbk memanfaatkan data sebagai strategi kunci dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah. Hal ini disampaikan langsung oleh Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk, Padwestiana Kristanti (Esti), dalam sesi diskusi one on one Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2025. Dalam industri barang konsumen yang bergerak cepat (FMCG), relevansi adalah kunci keberhasilan, dan data berperan penting dalam menjaga keberlangsungan perusahaan.
Esti menjelaskan bahwa data perilaku konsumen, kebutuhan mereka, dan tren pasar merupakan informasi krusial. Unilever Indonesia menggunakan berbagai metode untuk mengumpulkan dan menganalisis data ini, memastikan perusahaan tetap terhubung dengan preferensi konsumen. "Data yang paling penting, paling relevan, di sini adalah data perilaku konsumen, apa yang jadi kebutuhan konsumen, dan juga tren apa yang sedang ada di dalam market," ujarnya.
Perusahaan tidak hanya mengandalkan data internal, tetapi juga memanfaatkan berbagai sumber eksternal. Metode yang digunakan meliputi survei eksternal, riset pasar, social listening, FGD (focus group discussion), kunjungan pasar, dan interaksi langsung dengan komunitas. Semua data ini kemudian diinterpretasikan untuk menghasilkan insight yang berharga bagi pengambilan keputusan bisnis.
Menerjemahkan Data Menjadi Insight yang Bermanfaat
Unilever Indonesia menyadari bahwa data mentah tanpa interpretasi yang tepat tidak akan memberikan nilai tambah. Oleh karena itu, perusahaan fokus pada bagaimana menerjemahkan data menjadi insight yang berguna untuk strategi bisnis. Salah satu contoh keberhasilan adalah peluncuran produk kecantikan yang sesuai dengan tren serum yang sedang populer di kalangan konsumen. Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya memahami dan merespon tren pasar.
Selain itu, Unilever Indonesia juga meluncurkan varian produk yang lebih terjangkau dari produk premiumnya. Langkah ini diambil setelah mengamati tren penurunan daya beli di segmen masyarakat kelas menengah. "Itu juga yang menjadi salah satu acuan kita dalam bagaimana kita meluncurkan produk kita karena kita juga harus relevan in the market, produk kita bisa dibeli oleh masyarakat dari semua segmen," jelas Esti.
Strategi ini memastikan produk Unilever dapat diakses oleh semua segmen konsumen, dari kelas atas hingga kelas bawah. Dengan demikian, perusahaan tetap relevan dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Mengatasi Tantangan Pengelolaan Data
Sebagai perusahaan besar dengan 8 pabrik, lebih dari 40 merek, dan melayani 600 distributor, Unilever Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengelola data. Tantangan utama adalah meminimalkan human error dan memastikan insight yang dihasilkan berkualitas tinggi. Untuk itu, Unilever Indonesia menerapkan tiga kunci utama dalam pengelolaan data: standardisasi, konsistensi, dan simplifikasi.
Standardisasi memastikan kualitas data yang konsisten. Konsistensi dalam metode pengumpulan dan analisis data memastikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan. Terakhir, simplifikasi memudahkan pemahaman data oleh berbagai pihak, sehingga insight dapat diakses dan dimanfaatkan secara efektif oleh seluruh tim.
Dengan menerapkan strategi data-driven, Unilever Indonesia mampu menghadapi perubahan pasar dengan lebih efektif. Keberhasilan ini membuktikan pentingnya pemanfaatan data yang tepat dan terstruktur dalam menjaga daya saing di industri FMCG yang kompetitif.
Ke depannya, Unilever Indonesia akan terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan dalam mengolah dan memanfaatkan data untuk tetap relevan dan inovatif di pasar.