USU Hadapi Transisi Kebijakan Pendidikan Tinggi: Kurikulum Merdeka dan Penguatan Riset
Rektor USU, Prof. Muryanto Amin, mengumumkan transisi kebijakan pendidikan tinggi yang mengharuskan penyesuaian kurikulum dan peningkatan riset inovatif di semua fakultas.
Universitas Sumatera Utara (USU) bersiap menghadapi perubahan besar. Rektor USU, Prof. Muryanto Amin, mengumumkan bahwa dunia pendidikan tinggi Indonesia, termasuk USU, sedang mengalami transisi kebijakan. Pengumuman ini disampaikan pada Sabtu lalu di Medan. Perubahan ini menuntut seluruh fakultas di USU untuk melakukan penyesuaian dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan baru.
Perubahan kebijakan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari otonomi program studi dalam menentukan kurikulum hingga fokus pada riset inovatif yang berdampak pada masyarakat. Prof. Muryanto Amin menekankan pentingnya kesiapan USU dalam menghadapi perubahan ini, "Kita sekarang sedang mengalami satu macam transisi. Di sela-sela proses transisi yang sementara masih menggunakan rujukan lama, tetapi ada wacana untuk mengubahnya, kita perlu mempersiapkan, nanti kalau berubah atau diputuskan kebijakan barunya," ujarnya.
Transisi kebijakan ini mendorong program studi untuk lebih inovatif dalam merancang kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri. Selain itu, peningkatan kualitas riset dosen juga menjadi fokus utama. Meskipun dana riset tidak dipotong, alokasi dana akan lebih terfokus dan diarahkan pada riset yang menghasilkan produk inovatif serta dapat diterapkan langsung dalam pengabdian kepada masyarakat. Prof. Muryanto Amin menjelaskan, "Kebijakan dari Pak Menteri yang kita diskusikan dengan beliau itu, otonomi program studi untuk menentukan kurikulum, itu boleh membuat inovasi pembelajaran baru yang dibutuhkan oleh industri. Mengenai riset, dana tidak dipotong, tetapi dialihkan, difokuskan."
Era Baru Kurikulum dan Riset di USU
Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU, Prof. Thyrhaya Zein, mengungkapkan kesiapan FIB dalam menghadapi transisi kebijakan ini. FIB telah menetapkan kontrak kinerja dengan para ketua program studi dan akan melakukan evaluasi rutin untuk memastikan tercapainya target yang telah ditetapkan. Prof. Thyrhaya Zein menyatakan, "Saat ini kami sudah menentukan jadwal untuk penandatangan kontrak kinerja antara Ketua Program Studi dan Dekan. Kami akan fokus merencanakan dan mencatat semua program yang dicanangkan."
Salah satu fokus utama FIB adalah penguatan budaya menulis di kalangan dosen. Hal ini dianggap penting sebagai langkah inovasi untuk meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah. Selain itu, FIB juga akan mengembangkan inovasi yang dapat memperkuat identitas FIB di tingkat internasional. Prof. Thyrhaya Zein menambahkan, "Yang diperkuat, habit menulis para dosen. Untuk terobosan inovasi, kita ada PUI yang berhubungan dengan Songket, mungkin bisa memberikan inovasi untuk menunjukkan jati diri FIB di kancah internasional dalam versi budaya Melayu dan seterusnya."
Transisi kebijakan ini menuntut adaptasi dan inovasi di semua fakultas USU. Otonomi program studi dalam menentukan kurikulum memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan program studi dengan kebutuhan pasar kerja. Sementara itu, fokus pada riset inovatif yang berdampak pada masyarakat akan meningkatkan peran USU dalam pembangunan nasional.
Tantangan dan Peluang di Tengah Transisi
Transisi kebijakan ini menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi USU. Tantangannya terletak pada adaptasi cepat terhadap perubahan kebijakan dan peningkatan kualitas riset. Namun, di sisi lain, otonomi program studi dan fokus pada riset inovatif membuka peluang bagi USU untuk mengembangkan program studi yang lebih relevan dan menghasilkan riset yang berdampak nyata bagi masyarakat.
USU perlu memastikan kesiapan seluruh sivitas akademika dalam menghadapi transisi ini. Peningkatan kapasitas dosen dalam hal riset dan inovasi pembelajaran sangat penting. Kerjasama dengan industri dan lembaga lain juga perlu ditingkatkan untuk memastikan relevansi program studi dengan kebutuhan pasar kerja. Dengan strategi yang tepat, USU dapat memanfaatkan transisi kebijakan ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan berkontribusi lebih besar bagi pembangunan nasional.
Ke depan, peningkatan kualitas riset dan publikasi ilmiah menjadi kunci keberhasilan USU dalam menghadapi persaingan global. Dengan dukungan penuh dari rektorat dan dekanat, diharapkan USU dapat melewati transisi kebijakan ini dengan sukses dan menjadi perguruan tinggi yang unggul dan berdaya saing di tingkat internasional.