Vaksin TB M72: Siap Eradikasi Tuberkulosis di Indonesia?
Peneliti dorong kesiapan 4A (ketersediaan, aksesibilitas, penerimaan, dan keterjangkauan) untuk keberhasilan vaksin M72 dalam memberantas Tuberkulosis di Indonesia.
Jakarta, 16 Mei 2024 - Vaksin M72 menjanjikan percepatan eliminasi tuberkulosis (TB) di Indonesia, khususnya pada kelompok rentan. Namun, keberhasilannya bergantung pada kesiapan empat aspek krusial, yaitu ketersediaan, aksesibilitas, penerimaan publik, dan keterjangkauan, menurut peneliti nasional vaksin TB, dr. Erlina Burhan.
Dalam webinar di Jakarta, dr. Erlina menekankan pentingnya strategi menyeluruh untuk memastikan vaksin M72 dapat diakses oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan. Hal ini mencakup regulasi yang tepat, sistem kesehatan yang siap, serta distribusi yang efektif dan efisien. Tidak hanya itu, penerimaan vaksin oleh masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan program ini.
Sosialisasi yang efektif dan melibatkan berbagai pihak, termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), sangat penting untuk mengatasi kesalahpahaman dan membangun kepercayaan publik terhadap vaksin M72. Keberhasilan program vaksinasi ini akan sangat bergantung pada tingkat penerimaan masyarakat.
Kesiapan 4A: Kunci Sukses Vaksin M72
Dr. Erlina menjelaskan pentingnya kesiapan empat aspek utama, yang disingkat sebagai 4A, untuk memastikan keberhasilan vaksin M72. Keempat aspek tersebut adalah:
- Availability (Ketersediaan): Pastikan vaksin tersedia dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.
- Accessibility (Aksesibilitas): Kemudahan akses vaksin bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk di daerah terpencil.
- Acceptance (Penerimaan): Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan dan efektivitas vaksin.
- Affordability (Keterjangkauan): Harga vaksin yang terjangkau bagi masyarakat, terutama dengan produksi dalam negeri.
Produksi vaksin M72 di dalam negeri akan sangat membantu dalam menekan harga dan menjamin keterjangkauan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini juga akan meningkatkan kemandirian Indonesia dalam upaya pengendalian penyakit TB.
Peran Indonesia dalam Pengembangan Vaksin M72
Indonesia telah berperan aktif dalam uji klinis tahap ketiga vaksin M72, melibatkan 2.095 peserta. Keikutsertaan ini memberikan sejumlah keuntungan, antara lain pengakuan kontribusi Indonesia dalam pengembangan vaksin global, serta potensi penggunaan vaksin ini di seluruh dunia jika terbukti efektif.
Lebih lanjut, keterlibatan ini akan menghasilkan transfer pengetahuan dan teknologi untuk produksi vaksin di industri lokal. Hal ini akan memperkuat posisi tawar Indonesia dalam mendapatkan akses vaksin dan mempercepat upaya eliminasi TB di Tanah Air.
Strategi Tambahan Menuju Eliminasi TB 2030
Sambil menunggu ketersediaan vaksin M72 yang diperkirakan pada tahun 2029, dr. Erlina menekankan pentingnya mengoptimalkan program dan strategi penanganan TB yang sudah ada. Inovasi dalam pengobatan, pencegahan, dan diagnostik juga sangat diperlukan.
Inovasi ini meliputi pengembangan obat pencegahan, peningkatan akses terhadap vaksinasi, dan pengembangan alat diagnostik yang mudah digunakan di komunitas (point of care). Hal ini akan mempercepat deteksi dan pengobatan kasus TB, sehingga angka kematian dapat ditekan.
Beban Tuberkulosis di Indonesia
Indonesia menanggung beban penyakit TB yang cukup berat. Dari 10,8 juta kasus TB global, sekitar 10 persennya berada di Indonesia, dengan angka kematian mencapai 120.000-130.000 jiwa per tahun. Artinya, setiap jamnya ada 15-16 orang meninggal akibat TB di Indonesia. Oleh karena itu, upaya percepatan eliminasi TB, termasuk melalui vaksin M72, menjadi sangat penting.
Dengan komitmen dan strategi yang tepat, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai target eliminasi TB pada tahun 2030. Kesiapan 4A untuk vaksin M72, dikombinasikan dengan optimalisasi program dan inovasi yang ada, akan menjadi kunci keberhasilan upaya ini.