Wagub DKI Jakarta Rano Karno Dorong Tanam Pangan Alternatif Antisipasi Krisis Beras
Wagub DKI Jakarta Rano Karno mengimbau Pemkot untuk siapkan tanaman pengganti beras seperti jagung dan sukun guna antisipasi krisis pangan di Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyerukan kesiapsiagaan Pemerintah Kota (Pemkot) dalam menghadapi potensi krisis pangan dengan menanam tanaman alternatif pengganti beras. Imbauan ini disampaikan Rano saat menghadiri acara panen raya di lahan pertanian Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (19/3).
Rano menekankan pentingnya langkah antisipatif mengingat beras sebagai komoditas utama pangan. "Kalau bisa kita menanam tanaman pendamping beras," kata Rano, "mudah-mudahan tidak terjadi, tapi mungkin saja, suatu saat kita akan krisis masalah pangan. Beras akan menjadi risiko, karena itu saya lihat di sini (lahan pertanian Pulo Gebang) sudah ada jagung," tambahnya.
Kecemasan akan krisis pangan ini mendorong Rano untuk mendorong diversifikasi tanaman pangan. Ia berharap Pemkot dapat segera mengambil langkah konkret untuk mengurangi ketergantungan pada beras.
Mencari Alternatif Pengganti Beras
Dalam arahannya, Rano menyarankan penanaman jagung dan sukun sebagai alternatif pengganti beras. Jagung, yang sudah dibudidayakan di Pulo Gebang, dianggap sebagai pilihan yang tepat. Sementara itu, sukun dinilai memiliki potensi besar karena dapat diolah dengan berbagai cara.
"Tanam juga misalnya seperti sukun, itu sukun juga pengganti beras itu. Zaman saya kecil sukun kita goreng atau rebus saja enak, cuma kita lupa sekarang menanam seperti itu," ungkap Rano, mengenang pengalaman masa kecilnya.
Lebih lanjut, Rano juga mendorong kolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mendapatkan saran dan pendampingan dalam memilih dan membudidayakan tanaman pengganti beras yang tepat. Ia mengakui bahwa beberapa tanaman, seperti sagu, mungkin kurang cocok untuk ditanam di Jakarta.
Dukungan Pemprov DKI dan Urban Farming
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta turut mendukung upaya ketahanan pangan dengan memberikan bibit cabai dan sayur-sayuran kepada warga. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di tingkat rumah tangga.
Rano melihat potensi besar pengembangan pertanian di Jakarta, khususnya hortikultura dan perikanan. Ia juga mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam pertanian perkotaan (urban farming) di rumah atau lingkungan sekitar.
Pertanian perkotaan, menurut Rano, tidak hanya dapat meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan penduduk dan keberlanjutan lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya Pemprov DKI untuk menciptakan Jakarta yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Dengan menggalakkan penanaman tanaman alternatif pengganti beras dan mendukung urban farming, diharapkan Jakarta dapat lebih siap menghadapi potensi krisis pangan di masa mendatang dan meningkatkan ketahanan pangan masyarakatnya.