Wakil Ketua MPR Tekankan Pentingnya Pendidikan Merata di Indonesia
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mendorong pemerataan akses pendidikan di Indonesia untuk meningkatkan kualitas SDM, mengingat disparitas lama sekolah yang signifikan antar daerah.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menekankan perlunya pemerataan akses pendidikan di seluruh Indonesia. Pernyataan ini disampaikan di Jakarta pada Jumat, 07/3, menanggapi disparitas lama sekolah yang masih menjadi tantangan besar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) nasional. Beliau mengungkapkan keprihatinan atas perbedaan signifikan lama pendidikan antara daerah-daerah di Indonesia, dan menyerukan upaya konkret untuk mengatasi masalah ini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa hanya 30,85 persen penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun yang memiliki ijazah SMA atau sederajat. Rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas hanya mencapai 9,22 tahun, setara dengan lulusan SMP. Kontras dengan angka ini, DKI Jakarta mencatat rata-rata lama sekolah 11,5 tahun, sementara Papua Pegunungan hanya 5,1 tahun. Ketimpangan ini menjadi sorotan utama dalam upaya meningkatkan kualitas SDM Indonesia.
Menurut Lestari Moerdijat, pemerataan pendidikan membutuhkan komitmen kuat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat. "Terjadinya disparitas lama bersekolah masyarakat di tanah air harus segera diatasi sebagai bagian upaya untuk memberikan layanan pendidikan yang merata bagi setiap warga negara," tegasnya. Ia menekankan pentingnya kolaborasi untuk mewujudkan layanan pendidikan yang berkualitas dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pemerataan Akses Pendidikan: Tantangan dan Solusi
Lestari Moerdijat memaparkan beberapa strategi untuk mengatasi ketimpangan akses pendidikan. Pemberian beasiswa, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, serta pengembangan sistem pembelajaran yang adaptif terhadap kondisi lingkungan di berbagai daerah menjadi kunci utama. Ia juga menekankan pentingnya infrastruktur telekomunikasi yang memadai, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), untuk mendukung pembelajaran jarak jauh dan akses informasi pendidikan.
Ketersediaan infrastruktur yang memadai, seperti jaringan internet yang handal, sangat krusial untuk menunjang proses pembelajaran di daerah terpencil. Dengan akses internet yang baik, siswa di daerah 3T dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar online dan mengikuti program pendidikan jarak jauh. Hal ini akan membantu mengatasi kendala geografis dan keterbatasan akses terhadap pendidikan berkualitas.
Selain itu, dibutuhkan pula adaptasi kurikulum dan metode pembelajaran agar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah. Pembelajaran yang inovatif dan relevan akan meningkatkan minat belajar siswa dan hasil belajar yang lebih optimal. Kurikulum yang fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan lokal akan lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Pemerintah juga perlu meningkatkan kualitas guru dan tenaga kependidikan di daerah terpencil. Dengan pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan, guru-guru dapat meningkatkan kompetensi dan kemampuan mereka dalam mengajar siswa di berbagai kondisi. Dukungan dan pengembangan profesional bagi para pendidik sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan di seluruh Indonesia.
Infrastruktur dan Dukungan Pemerintah
Untuk mencapai pemerataan pendidikan, dibutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai, termasuk akses internet yang handal di seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang cukup untuk membangun dan memelihara infrastruktur telekomunikasi, khususnya di daerah 3T. Konektivitas internet yang baik akan membuka akses bagi siswa dan guru terhadap berbagai sumber belajar online dan teknologi pendidikan lainnya.
Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan insentif dan dukungan kepada lembaga pendidikan di daerah terpencil. Hal ini dapat berupa bantuan dana, pelatihan guru, dan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Dengan dukungan yang komprehensif, lembaga pendidikan di daerah terpencil dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Lebih lanjut, penting untuk melibatkan peran serta masyarakat dalam upaya pemerataan pendidikan. Masyarakat dapat berperan aktif dalam mendukung pendidikan anak-anak di lingkungan sekitar mereka, baik melalui pengawasan, partisipasi dalam kegiatan belajar mengajar, maupun dukungan finansial. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan pemerataan pendidikan di Indonesia.
Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat dari semua pihak, diharapkan ketimpangan akses pendidikan di Indonesia dapat segera diatasi. Hal ini akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, tangguh, dan mampu bersaing di kancah global. Mewujudkan pendidikan yang merata adalah investasi jangka panjang untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.