Wamenag: Inti Haji Adalah Peningkatan Ketakwaan
Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI menekankan esensi ibadah haji sebagai peningkatan ketakwaan dan berharap ridho Allah SWT, mengajak jamaah untuk memperbanyak ibadah dan berbuat baik.
Medan, 16 April 2025 (ANTARA) - Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, Romo HR Muhammad Syafi’i, menegaskan bahwa pelaksanaan ibadah haji sejatinya merupakan perjalanan spiritual untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan semata-mata untuk mendapatkan ridho-Nya. Penutupan Manasik Haji Akbar Bank Sumut 1446 H/2025 M di Medan, Rabu lalu, menjadi latar pidato penting beliau.
Dalam sambutannya, Wamenag menyampaikan, "Ke siapa kita untuk pada saat dan nanti setelah haji adalah menjadi insan yang semakin bertakwa kepada Allah SWT." Beliau menekankan pentingnya momentum haji sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik dan meningkatkan kualitas spiritualitas.
Wamenag juga menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaan bagi jamaah haji tahun ini, yang berkesempatan menjadi tamu Allah SWT di Tanah Suci. Hal ini merupakan suatu kehormatan dan kesempatan emas untuk membersihkan diri dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Meningkatkan Ketakwaan dan Kebaikan
Wamenag mengajak seluruh jamaah haji untuk memaksimalkan waktu di Tanah Suci dengan memperbanyak ibadah, seperti berzikir dan berdoa. Beliau juga mendorong jamaah untuk memohon ampun atas dosa-dosa pribadi, serta mendoakan keluarga dan orang tua. "Haji adalah kesempatan untuk memohon ampunan dan rahmat Allah SWT, serta berjanji untuk menjadi hamba yang lebih baik setelah kembali dari tanah suci," ungkap Romo.
Lebih lanjut, Wamenag menjelaskan tentang haji mabrur. Haji mabrur, menurut beliau, ditandai dengan peningkatan ibadah mahdhah dan ibadah sosial. Artinya, haji yang diterima Allah SWT akan membawa kebaikan bagi pelakunya dan bermanfaat bagi orang lain. "Haji mabrur juga ditandai perilaku lebih santun, lebih bijaksana, meningkatnya kepedulian sosial, serta menjadi contoh yang baik di tengah-tengah masyarakat,” katanya.
Tidak hanya di Tanah Suci, Wamenag juga mengingatkan pentingnya mempersiapkan diri sebelum berangkat. Jamaah haji didorong untuk mulai berbuat kebaikan, bersikap bijaksana dan santun jauh sebelum keberangkatan. "Saat di tanah suci menjaga sikap dari perbuatan yang tidak baik, menghindari pertengkaran, lebih sabar dan melaksanakan ibadah haji dengan ikhlas hanya mengharap ridho Allah SWT," tutur Romo.
Manasik Haji Akbar Bank Sumut
Direktur Utama PT Bank Sumut, Babay Parid Wazdi, menjelaskan bahwa Manasik Haji Akbar ini merupakan penyelenggaraan ke-16 sejak Tabungan iB Smart Makbul Bank Sumut diluncurkan pada tahun 2006. Sebanyak 1.648 calon haji dari total 2.331 nasabah Tabungan iB Smart Makbul Bank Sumut yang telah melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (Bipih) 1446 H/2025 M mengikuti manasik haji ini.
Pelaksanaan manasik haji dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama diikuti 584 orang pada 8-10 April 2025, dan tahap kedua diikuti 1.064 orang pada 14-16 April 2025. Bank Sumut, menurut Babay, tidak hanya fokus pada pembangunan ekonomi, tetapi juga memperhatikan pembangunan nilai-nilai spiritual masyarakat.
Dukungan terhadap pelaksanaan ibadah haji ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan masyarakat Sumatera Utara secara menyeluruh. Manasik haji ini menjadi bukti nyata komitmen Bank Sumut dalam mendukung peningkatan spiritualitas masyarakat.
Sebagai penutup, dapat disimpulkan bahwa ibadah haji bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga perjalanan spiritual untuk meningkatkan ketakwaan dan menjadi insan yang lebih baik. Persiapan yang matang, baik secara spiritual maupun fisik, sangat penting untuk mencapai haji mabrur.