Wamendikbudristek: KKN Tematik Literasi Perluas Peran Perpustakaan, Tingkatkan Minat Baca
Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Wamendikbudristek) meluncurkan program KKN Tematik Literasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia yang masih rendah dan memperluas peran perpustakaan.
Jakarta, 16 Mei 2024 - Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Wamendikbudristek), Fauzan, mengungkapkan bahwa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi merupakan upaya strategis untuk memperluas peran perpustakaan dan mengatasi rendahnya minat baca di Indonesia. Program ini dijalankan bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dan diluncurkan bertepatan dengan peringatan HUT ke-45 Perpusnas di Jakarta.
Wamendikbudristek menekankan pentingnya peran kampus dalam berkontribusi nyata bagi masyarakat. Ia menyatakan bahwa perpustakaan tidak hanya dilihat sebagai tempat fisik, melainkan sebagai sumber belajar yang luas. "Persoalan literasi ini menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya perpustakaan," tegasnya. Program KKN Tematik Literasi ini merupakan bagian dari Program Kampus Berdampak yang diinisiasi oleh Kementerian.
Data UNESCO menunjukkan rendahnya minat baca di Indonesia, hanya 0,01 persen. Artinya, hanya satu dari seribu orang Indonesia yang rajin membaca. Survei BPS tahun 2020 juga menunjukkan angka yang memprihatinkan, yakni hanya sekitar 10 persen penduduk Indonesia yang rajin membaca buku. Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah dan mendorong lahirnya program KKN Tematik Literasi sebagai solusi untuk meningkatkan indeks literasi bangsa.
KKN Tematik Literasi: Mahasiswa Bergerak di 1000 Desa
Kepala Perpusnas, E Aminudin Aziz, memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai program KKN Tematik Literasi. Program ini akan melibatkan 15 ribu mahasiswa dari 22 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Mahasiswa akan diterjunkan ke 1.000 desa di Indonesia untuk masa pengabdian selama kurang lebih 40 hari.
Mereka akan menjalankan berbagai kegiatan untuk meningkatkan minat baca dan literasi di desa-desa tersebut. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di daerah tersebut. Program ini merupakan langkah nyata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui peningkatan literasi.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mendekatkan perpustakaan kepada masyarakat, khususnya di daerah-daerah terpencil. Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah mengakses informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan.
Relawan Literasi Masyarakat (Relima): Memantau Distribusi Buku
Perpusnas juga meluncurkan program Relawan Literasi Masyarakat (Relima). Program ini melibatkan para relawan di 189 kabupaten/kota untuk memantau pendistribusian dan pemanfaatan 1 juta buku yang disebar ke 10.000 lokasi. Setiap lokasi menerima seribu buku. Para relawan akan bekerja sama dengan anggota taman baca masyarakat, desa, dan kelurahan.
Kerja sama antar berbagai pihak ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Dengan adanya pemantauan yang ketat, diharapkan buku-buku tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan literasi di masyarakat.
Program Relima ini menjadi pelengkap dari program KKN Tematik Literasi. Kedua program ini saling mendukung dan diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan minat baca dan literasi di Indonesia. Pemerintah berharap dengan adanya program ini, Indonesia dapat memiliki generasi yang lebih cerdas dan berdaya saing.
Dengan adanya program KKN Tematik Literasi dan Relima, diharapkan indeks literasi di Indonesia akan meningkat secara signifikan. Program ini merupakan bukti komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui peningkatan literasi. Upaya ini diharapkan dapat berkontribusi pada kemajuan dan perkembangan bangsa Indonesia di masa depan.