Wapres Gibran Jaga Toleransi di Sikka, Ajak Tokoh Adat dan Agama Wariskan Nilai Kebersamaan
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kunjungi Sikka, NTT, silaturahmi dengan tokoh adat dan agama, tekankan pentingnya menjaga toleransi antar umat beragama.
Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tanggal 6-7 Mei 2024. Dalam kunjungan tersebut, beliau menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh adat dan tokoh lintas agama di wilayah tersebut. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat tali silaturahmi dan menekankan pentingnya menjaga toleransi antar umat beragama di Indonesia.
Silaturahmi yang berlangsung pada Selasa tersebut, merupakan bagian penting dari agenda kunjungan kerja Wapres Gibran di NTT. Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai tokoh agama dan adat, menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga kerukunan dan kedamaian di Kabupaten Sikka. Pesan utama yang disampaikan Wapres Gibran adalah pentingnya menjaga semangat toleransi yang telah terjalin dengan baik dan mewariskannya kepada generasi muda.
Hal ini penting untuk memastikan keberlangsungan nilai-nilai kebersamaan dan kerukunan antar umat beragama di masa mendatang. Dengan menjaga toleransi, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang harmonis dan kondusif bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Sikka.
Silaturahmi Wapres Gibran: Apresiasi Tokoh Agama dan Adat
Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, Uskup Maumere, menyampaikan apresiasinya terhadap kunjungan dan pesan yang disampaikan Wapres Gibran. Beliau menggambarkan Wapres sebagai sosok yang humble, sederhana, dan bersahaja. "Beliau menyatakan bahwa apa yang sudah kita ada dan bagus ini terus dihidupi dan dijaga sebaik mungkin. Saya ingin berterima kasih. Pak Wapres ini orang yang sangat humble, sederhana, dan bersahaja," ungkap Uskup Maumere, seperti dikutip dari siaran resmi Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) RI.
Senada dengan Uskup Maumere, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sikka, Muh. Ikhsan Wahab, juga memberikan penilaian positif terhadap pertemuan tersebut. Beliau melihat pertemuan ini sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap peran aktif tokoh agama dalam menjaga kerukunan masyarakat. "Alhamdulillah, luar biasa hasil silaturahminya. Sehingga kami dari tokoh agama itu, saya bisa tangkap itu, mungkin untuk bisa terlibat di dalam menjaga kerukunan. Supaya (menghilangkan) pengaruh-pengaruh negatif, sehingga (masyarakat) lebih aman," kata Muh. Ikhsan Wahab.
Pertemuan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung upaya-upaya untuk menjaga kerukunan umat beragama. Dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh adat, diharapkan dapat tercipta sinergi yang kuat dalam menjaga toleransi dan mencegah potensi konflik.
Tokoh Lintas Agama Hadir dalam Pertemuan
Pertemuan Wapres Gibran dengan tokoh masyarakat Sikka tidak hanya dihadiri oleh Uskup Maumere dan Ketua MUI Sikka. Sejumlah tokoh agama lainnya juga turut hadir, antara lain Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Sikka Ida Bagus Wiryawan, Ketua Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) Kabupaten Sikka Putu Sumadi, Ketua Majelis GMIT Kalvari Maumere Pendeta Ferluminggus Bako, dan Ketua Komunitas Tionghoa Maumere (KTM) Arifin.
Kehadiran tokoh-tokoh lintas agama ini semakin memperkuat pesan utama pertemuan, yaitu pentingnya menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Keberagaman agama di Kabupaten Sikka menjadi kekuatan yang harus dijaga dan dirawat bersama.
Partisipasi aktif dari berbagai tokoh agama menunjukkan komitmen bersama untuk menciptakan kedamaian dan keharmonisan di tengah masyarakat yang majemuk. Hal ini menjadi contoh yang baik bagi daerah lain di Indonesia dalam membangun toleransi dan kerukunan.
Dalam pertemuan tersebut, Wapres Gibran didampingi oleh Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, dan Bupati Sikka Juventus Prima Yoris Kago. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan pemerintah daerah terhadap upaya menjaga kerukunan umat beragama.
Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Sikka dan Indonesia pada umumnya. Dengan menjaga nilai-nilai kebersamaan, diharapkan dapat tercipta masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera.