Warga Binaan Lapas Batam Belajar Membuat Pupuk Organik dari Kakanim
Kepala Kantor Imigrasi Batam melatih warga binaan Lapas Batam membuat pupuk organik eco enzim, guna mendukung ketahanan pangan dan memberikan keterampilan baru.
Kepala Kantor Imigrasi (Kakanim) Batam, Hajar Aswad, memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik eco enzim kepada warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Batam, Kepulauan Riau, pada Selasa, 4 Juli 2023. Pelatihan ini merupakan yang pertama kalinya diberikan langsung oleh seorang Kakanim di Lapas Batam, sebuah langkah inovatif dalam program pembinaan warga binaan.
Kegiatan ini diapresiasi oleh Kalapas Batam, Yugo Indra Wicaksi, yang menyebut pelatihan tersebut selaras dengan program akselerasi Kementerian Hukum dan HAM terkait ketahanan pangan. Selain warga binaan, petugas Lapas yang terlibat dalam pembinaan pertanian juga turut mengikuti pelatihan ini. Pelatihan ini juga menjadi bentuk sinergi antara instansi di bawah Kementerian Hukum dan HAM, yaitu Pemasyarakatan dan Imigrasi.
Uniknya, Hajar Aswad, meskipun bukan penyuluh pertanian, memiliki pengalaman dan hobi bercocok tanam. Ia membagikan ilmunya secara langsung kepada para warga binaan, membuka peluang baru bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan yang bermanfaat setelah menjalani masa pembinaan.
Pembuatan Pupuk Organik Eco Enzim
Dalam pelatihan tersebut, Hajar Aswad menjelaskan secara detail proses pembuatan eco enzim. Bahan baku utama pupuk organik ini adalah sisa makanan yang mudah didapat, sehingga ramah lingkungan dan ekonomis. Ia menekankan pentingnya minimal lima jenis bahan untuk menghasilkan enzim yang berkualitas. Proses pembuatannya sendiri membutuhkan waktu minimal tiga bulan, namun hasilnya dapat bertahan hingga puluhan tahun.
Hajar Aswad juga menjelaskan manfaat eco enzim bagi pertanian. Pupuk organik ini dapat meningkatkan kualitas hasil panen dan mengurangi biaya pengeluaran petani untuk membeli pupuk kimia. Penggunaan eco enzim juga semakin diminati karena sifatnya yang ramah lingkungan.
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa semakin banyak jenis bahan yang digunakan, maka akan semakin baik kualitas eco enzim yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembuatan eco enzim membutuhkan ketelitian dan kesabaran.
Selain itu, pelatihan ini juga menekankan pentingnya penggunaan bahan-bahan alami dan mudah didapat dalam pembuatan pupuk organik. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan.
ASN dan Peran di Luar Zona Nyaman
Hajar Aswad juga mendorong para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk berani keluar dari zona nyaman dan berkontribusi lebih luas kepada masyarakat. Ia memberikan contoh dengan menekuni hobi seperti bercocok tanam, bermusik, atau kegiatan lainnya yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Menurutnya, ASN tidak hanya terbatas pada tugas pokok dan fungsi di instansi masing-masing, tetapi juga dapat memberikan kontribusi positif di luar pekerjaan utamanya. Hal ini sejalan dengan semangat pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi nilai dasar ASN.
Inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi ASN lain untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan, sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Dengan demikian, ASN dapat menjadi teladan dan berperan aktif dalam pembangunan nasional.
Pelatihan ini bukan hanya sekadar transfer ilmu, tetapi juga membangun semangat kemandirian dan keterampilan baru bagi warga binaan. Keterampilan ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi mereka untuk berkontribusi positif bagi masyarakat setelah bebas nanti. Hal ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam pembinaan warga binaan yang berkelanjutan dan berorientasi pada pemulihan dan reintegrasi sosial.