Waspada! Pola Makan Berlebihan saat Puasa Bahayakan Kesehatan
Dokter Edi Hidayat ingatkan bahaya pola makan berlebihan saat puasa, dapat menyebabkan lonjakan gula darah, gangguan lambung, hingga resistensi insulin. Ketahui tips makan sehat selama Ramadhan!
Nagan Raya, 7 Maret 2024 (ANTARA) - Dokter Edi Hidayat Sp.PD, FINASIM, AIFO-K, FISQua, seorang ahli di Kabupaten Nagan Raya, Aceh, mengingatkan bahaya pola makan yang salah selama bulan Ramadhan. Beliau menjelaskan bahwa makan berlebihan dapat memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari lonjakan gula darah hingga gangguan pencernaan. Peringatan ini disampaikan kepada ANTARA pada Jumat lalu.
Menurut dr. Edi, makan terlalu banyak saat berbuka puasa dapat menyebabkan hyperglycemia spike atau lonjakan gula darah secara tiba-tiba. Kondisi ini memaksa pankreas bekerja ekstra keras untuk menurunkan kadar gula, mengakibatkan kelelahan, rasa mengantuk, dan tubuh terasa lemas setelah berbuka. Tidak hanya itu, kebiasaan makan berlebihan juga berisiko menimbulkan gangguan pada lambung.
"Pada perut yang kosong tiba-tiba diisi penuh, menyebabkan kembung, dan makanan bisa keluar lagi ke kerongkongan atau sering disebut penyakit Gerd," jelas dr. Edi Hidayat. Beliau menekankan pentingnya berbuka puasa secara bertahap dan bijak untuk menghindari masalah kesehatan tersebut.
Hindari Makan Berlebihan dan Minuman Manis
Dr. Edi menyarankan untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dengan berbuka puasa menggunakan kurma dan air putih terlebih dahulu. Makan secara bertahap membantu lambung beradaptasi dan mencegah lonjakan gula darah yang drastis. "Allah SWT sudah mengingatkan kita dalam Surah Al-A’raf ayat 31, 'Jangan berlebihan dalam makan dan minum, karena Allah tidak menyukai orang yang berlebihan'," katanya.
Konsumsi minuman manis berlebihan juga sangat tidak dianjurkan. Minuman manis dapat memperberat kerja pankreas dan memicu lonjakan gula darah, meningkatkan risiko diabetes melitus. "Apabila kondisi ini terjadi berulang bisa mengakibatkan terjadinya resistensi insulin dalam tubuh," tambah dr. Edi. Resistensi insulin dapat menyebabkan obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, bahkan stroke.
Sebagai alternatif minuman manis, dr. Edi menyarankan untuk memilih jus buah tanpa atau sedikit gula. Penting untuk selalu memperhatikan asupan gula agar tetap terkontrol selama bulan puasa.
Bahaya Tidur Setelah Sahur atau Berbuka
Selain pola makan, dr. Edi juga mengingatkan bahaya tidur setelah sahur atau berbuka puasa. Kondisi ini dapat mengganggu sistem pencernaan, menyebabkan makanan naik ke kerongkongan, dan menimbulkan nyeri dada serta ulu hati. Hal ini disebabkan oleh gravitasi yang tidak membantu perut menahan makanan dan asam lambung.
Tidak hanya itu, kebiasaan melewatkan sahur juga dapat membahayakan kesehatan. Banyak orang melewatkan sahur karena alasan ngantuk atau ingin menurunkan berat badan. Padahal, sahur sangat penting untuk memberikan energi bagi tubuh agar dapat beraktivitas sepanjang hari puasa. "Sahur itu penting agar tubuh mendapatkan suplai energi yang cukup untuk beraktivitas," tegas dr. Edi Hidayat.
Tidak sahur dapat menyebabkan hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah di otak, yang berakibat pada kelemahan, pusing, sulit berkonsentrasi, dan bahkan pingsan dalam kondisi ekstrem. Oleh karena itu, sahur merupakan bagian penting dalam menjaga kesehatan selama bulan puasa.
Kesimpulannya, menjaga pola makan yang sehat dan seimbang selama bulan Ramadhan sangat penting untuk mencegah berbagai masalah kesehatan. Hindari makan berlebihan, batasi konsumsi minuman manis, dan jangan lupa untuk sahur agar tubuh tetap berenergi. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua dalam menjalankan ibadah puasa dengan sehat dan optimal.