Yenny Wahid Ajak Atlet Panjat Tebing Internasional Kenali Keindahan dan Budaya Bali
Ketua Umum FPTI, Yenny Wahid, mengajak atlet panjat tebing dunia yang bertanding di Bali untuk mengenal keindahan Pulau Dewata dan menghormati budaya lokal selama gelaran IFSC World Cup Bali 2025.
Denpasar, 2 Mei 2025 (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid, memberikan sambutan hangat kepada atlet internasional yang berpartisipasi dalam IFSC World Cup Bali 2025. Ia tak hanya menekankan pentingnya kompetisi, tetapi juga mengajak para atlet untuk mengenal lebih dekat keindahan dan kekhasan budaya Bali. Kompetisi panjat tebing internasional ini berlangsung dari tanggal 2 hingga 4 Mei 2025, menarik lebih dari 221 atlet dan 87 official dari berbagai negara.
Dalam sambutannya di Denpasar, Yenny Wahid menyampaikan, "Untuk para atlet dari negara lain, Bali adalah tempat yang sangat istimewa. Bali ini adalah pulau yang dipanggil Pulau Dewata, kami memulai acara ini dengan doa, karena kami percaya bahwa usaha kami harus dikaitkan dengan hubungan dengan alam semesta agar semuanya bisa berjalan dengan baik." Beliau menekankan pentingnya menghormati kearifan lokal dan menghargai budaya Bali selama mereka berada di pulau tersebut.
Lebih lanjut, Yenny Wahid menjelaskan pentingnya memahami budaya Bali bagi para atlet dan ofisial yang hadir. Kehadiran mereka bukan hanya sekedar untuk berkompetisi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperkenalkan Bali kepada dunia. Dengan demikian, ajang ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pariwisata dan perekonomian Bali.
Mengenal Tradisi dan Budaya Bali
Yenny Wahid mengajak para delegasi untuk mengamati dan menghargai tradisi Bali, termasuk persembahan sehari-hari berupa canang. "Bali ini memberikan persembahan sehari-hari, jika melihat paket kecil (canang) ini yang ada bunga, ini adalah persembahan kepada dewa, jangan menginjaknya karena itu adalah keindahan dan kecantikan dari semua tradisi setiap rumah, setiap pura, dan setiap bangunan di Bali," jelasnya. Ia juga menjelaskan mengenai kebiasaan masyarakat Bali dalam penyebutan nama depan, seperti Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut, serta penggunaan sapaan "bli" dan "gek" untuk berkomunikasi dengan lebih efektif.
Selain itu, Yenny Wahid juga menekankan pentingnya pemahaman akan budaya lokal sebagai bagian dari pengalaman berharga selama berada di Bali. Dengan memahami dan menghargai budaya setempat, para atlet dapat lebih menikmati keindahan dan keramahan masyarakat Bali. Hal ini sejalan dengan tujuan penyelenggaraan acara tersebut, yaitu untuk mempromosikan keindahan dan kekayaan budaya Bali kepada dunia.
Lebih jauh, beliau berharap agar para atlet dapat merasakan keunikan dan pesona Bali di luar arena pertandingan. Dengan begitu, mereka tidak hanya membawa pulang prestasi, tetapi juga pengalaman berharga dan kenangan indah tentang Pulau Dewata.
Dampak Positif bagi Pariwisata Bali
Yenny Wahid optimistis bahwa IFSC World Cup Bali 2025 akan memberikan dampak positif bagi pariwisata dan perekonomian Bali. Ia melihat ajang ini sebagai kesempatan emas untuk mempromosikan Bali sebagai destinasi wisata yang unik dan menarik. "Kita sama-sama tahu bahwa banyak wisatawan yang mencari pengalaman, mereka tidak mencari destinasi konvensional, tapi pengalaman yang menyenangkan," ujarnya. Dengan demikian, kehadiran atlet internasional ini diharapkan dapat menarik minat wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Bali dan menikmati keindahan alam serta kekayaan budayanya.
Kehadiran ratusan atlet dan ofisial dari berbagai negara tentu akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Bali. Dari sektor perhotelan, transportasi, hingga kuliner, semua akan merasakan dampak positif dari event internasional ini. Selain itu, publikasi luas mengenai event ini di media internasional juga akan meningkatkan citra Bali sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Secara keseluruhan, penyelenggaraan IFSC World Cup Bali 2025 diharapkan tidak hanya sukses dari sisi kompetisi, tetapi juga memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi pariwisata dan perekonomian Bali. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata sebagai salah satu penggerak utama perekonomian Indonesia.
Dengan demikian, acara ini menjadi perpaduan sempurna antara kompetisi olahraga tingkat dunia dengan promosi pariwisata yang efektif dan berkelanjutan. Semoga ajang ini dapat memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para atlet dan sekaligus meningkatkan citra Bali di mata dunia.