Zulhas: Kapolri Kunci Percepatan Swasembada Pangan Nasional
Menteri Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai kunci percepatan swasembada pangan nasional, berkat sinergi lintas sektor dan dukungan dalam program penanaman jagung serta pengendalian harga gabah.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), memberikan apresiasi tinggi kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo atas perannya yang dinilai krusial dalam mempercepat program swasembada pangan pemerintah. Pernyataan ini disampaikan Zulhas pada Selasa, 13 Mei 2023, di Jakarta, saat menghadiri Muktamar Ke-15 Persatuan Ummat Islam (PUI).
Zulhas menekankan bahwa peran Kapolri bukan sekadar simbolis, melainkan strategis dalam membangun sinergi antar berbagai sektor untuk mencapai tujuan swasembada pangan, salah satu agenda utama pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ia bahkan menyebut keterlibatan aktif Kapolri dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan sebagai contoh kepemimpinan kolaboratif.
"Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo beliau ini banyak sekali membantu dan memperhatikan ormas Islam," ujar Zulhas. Ia juga mengakui sering absen dari berbagai acara organisasi kemasyarakatan, sementara Kapolri selalu hadir, mendukung berbagai kegiatan mulai dari organisasi mahasiswa hingga ormas Islam.
Peran Strategis Kapolri dalam Swasembada Pangan
Salah satu bukti nyata kontribusi Polri dalam program swasembada pangan adalah keterlibatan aktif mereka dalam program penanaman jagung di berbagai daerah. Hal ini menunjukkan komitmen lintas institusi untuk mencapai ketahanan pangan nasional, bukan hanya tanggung jawab kementerian teknis saja. Dukungan Polri, menurut Zulhas, berdampak pada percepatan dan peningkatan efektivitas distribusi serta produksi pangan.
"Kita gerakkan semua agar swasembada. Pak Kapolri terima kasih banyak, antara lain, dukungan penting Pak Kapolri menanam jagung. Kalau Kapolri dukung enak Bu, jadi cepat kita punya produksi," jelas Zulhas. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya dukungan lintas sektoral dalam mencapai target swasembada pangan.
Lebih lanjut, Zulhas juga membahas tantangan dalam pengendalian harga gabah yang sebelumnya merugikan petani. Ia menjelaskan bahwa saat menjabat Menteri Perdagangan, harga gabah dibatasi oleh peraturan presiden hanya Rp4.450,00 per kilogram. Namun, setelah dilakukan revisi dan komunikasi intensif dengan berbagai pihak, termasuk Polri, harga gabah kini telah mencapai Rp6.500,00 per kilogram.
Kendati demikian, Zulhas mengakui masih ada kendala dalam mengatasi praktik tengkulak dan pabrik penggilingan yang kerap membeli gabah di bawah harga patokan. Untuk mengatasi masalah ini, ia kembali menekankan pentingnya peran Polri dalam mengawasi dan memastikan harga gabah sesuai dengan harga yang telah disepakati.
Kolaborasi dan Kepemimpinan dalam Mewujudkan Swasembada Pangan
Zulhas menilai keterlibatan aktif Kapolri dalam program swasembada pangan mencerminkan model kepemimpinan kolaboratif yang diusung pemerintah. Swasembada pangan, dalam visi pemerintah, bukan hanya soal produksi semata, tetapi juga mencakup penguatan struktur politik dan keamanan nasional demi kedaulatan pangan. Hal ini menunjukkan pentingnya sinergi antar berbagai lembaga negara dalam mencapai tujuan tersebut.
Selain di bidang pangan, Zulhas juga mengapresiasi kehadiran konsisten Kapolri dalam berbagai kegiatan organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, dan pemuda. "Hampir semua agenda ormas Islam, mahasiswa, pemuda, Pak Kapolri hadir. Mau HMI, Ansor, PMII, Muhammadiyah, semua beliau datangi. Saya yang pejabat sipil malah sering absen," tutup Zulhas. Hal ini menunjukkan komitmen Kapolri dalam membangun kerja sama dan sinergi dengan berbagai elemen masyarakat.
Kesimpulannya, peran Kapolri dalam program swasembada pangan dan berbagai kegiatan kemasyarakatan menunjukkan pentingnya kolaborasi antar lembaga dan elemen masyarakat dalam mencapai tujuan nasional. Kepemimpinan kolaboratif ini dianggap sebagai kunci keberhasilan dalam mewujudkan swasembada pangan dan berbagai program pembangunan lainnya.