Bahaya Membersihkan Telinga dengan Korek Kuping: Dokter Spesialis THT Ungkap Risikonya
Dokter spesialis THT menjelaskan risiko serius membersihkan telinga dengan korek kuping, termasuk penyumbatan, kerusakan gendang telinga, dan infeksi, serta menganjurkan pemeriksaan dini jika terjadi gangguan pendengaran.
Jakarta, 4 Maret 2024 (ANTARA) - Dokter spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan – Kepala dan Leher (THT-KL), Raden Mohamad Krisna Wicaksono Barata, memperingatkan bahaya membersihkan telinga menggunakan korek kuping. Ia menjelaskan bahwa telinga memiliki mekanisme alami untuk membersihkan diri dan penggunaan alat-alat seperti korek kuping justru dapat membahayakan kesehatan telinga.
Menurut dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mardjono, telinga memproduksi serumen (lilin telinga) yang berfungsi melindungi telinga dari infeksi. Penggunaan korek kuping, seperti cotton bud, dapat mendorong serumen lebih dalam ke dalam telinga, menyebabkan penyumbatan dan gangguan pendengaran. Bahkan, ia menambahkan, penggunaan alat yang tidak steril dapat menimbulkan luka dan infeksi.
"Jadi, sebenarnya kotoran dan bakteri di telinga itu ada yang fungsinya untuk mengatasi infeksi," ungkap dr. Krisna dalam diskusi daring, Selasa. Ia menekankan pentingnya memahami mekanisme alami telinga dan menghindari intervensi yang dapat merusak sistem pertahanan alami tersebut.
Risiko Penggunaan Korek Kuping dan Metode Berbahaya Lainnya
Dokter Krisna menjelaskan bahwa penggunaan cotton bud dapat menyebabkan kerusakan pada gendang telinga jika dimasukkan terlalu dalam. Selain itu, penggunaan alat-alat asing lainnya, bahkan tangan yang tidak bersih, dapat menimbulkan luka sayat dan infeksi pada saluran telinga. "Apalagi kalau menggunakan alat-alat asing. Misalnya ada yang menggunakan kunci atau mungkin tangan kurang bersih. Itu bisa menimbulkan luka sayat. Luka sayat bisa menimbulkan infeksi pada saluran telinga," jelasnya.
Ia juga memperingatkan bahaya penggunaan obat tetes telinga secara tidak tepat. Penggunaan obat yang salah dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur, yang mengakibatkan infeksi telinga. "Obat tetes buat membersihkan kotoran tapi dikasih buat infeksi, itu kurang baik. Nanti akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan bakteri dan jamur yang menyebabkan infeksi telinga," katanya. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat tetes telinga.
Terapi ear candle juga dinilai berbahaya. Metode pembersihan telinga dengan lilin yang dibakar ini berisiko menyebabkan luka bakar pada telinga, yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan hingga infeksi. "Jadi, memang harus memakai obat-obat dari anjuran dokter," tambahnya.
Cara Aman Membersihkan Telinga
Dokter Krisna menyarankan cara aman membersihkan telinga adalah dengan mengusap bagian luar telinga menggunakan handuk atau lap kering. Gerakan ini dapat merangsang kotoran telinga keluar secara alami. Gerakan rahang saat berbicara atau mengunyah juga dapat membantu proses ini.
Untuk mereka yang mengalami gangguan pada telinga, seperti rasa nyeri, penurunan pendengaran, atau keluarnya cairan dari telinga, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis THT. "Skrining pendengaran itu memang lebih dini lebih baik," kata dr. Krisna. Fasilitas audiometri kini telah tersedia di banyak rumah sakit untuk membantu mendiagnosis masalah pendengaran.
Kesimpulannya, menjaga kebersihan telinga penting, namun harus dilakukan dengan cara yang tepat dan aman. Hindari penggunaan korek kuping dan metode pembersihan telinga yang tidak tepat untuk mencegah risiko kerusakan telinga dan infeksi. Konsultasikan dengan dokter spesialis THT jika mengalami gangguan pada telinga.