Deteksi Bibir Sumbing Sejak dalam Kandungan Kini Dimungkinkan Lewat USG
USG kini mampu mendeteksi bibir sumbing pada janin, memberikan kesempatan bagi orangtua untuk mempersiapkan perawatan sejak dini dan meminimalisir dampak jangka panjang.
Jakarta, 14 Mei 2024 - Sebuah kabar baik bagi calon orangtua di Indonesia. Kelainan bawaan labiopalatoschizis atau bibir sumbing dan langit-langit, yang sebelumnya baru terdeteksi setelah kelahiran, kini dapat dideteksi sejak dini melalui USG selama kehamilan. Hal ini disampaikan oleh Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala dan Leher, Dr. dr. Trimartani, Subsp.FPR(K), MARS, dalam sebuah webinar di Jakarta.
Menurut Dr. Trimartani yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo, deteksi dini melalui program antenatal care dan USG memungkinkan calon orangtua untuk mempersiapkan diri menghadapi kelahiran anak dengan kondisi tersebut. "Deteksi dalam kehamilan... USG ini bisa melihat ternyata pembentukan bibir belum sempurna dan bisa mempersiapkan ketika anak lahir," jelasnya.
Penemuan ini memberikan harapan baru bagi keluarga yang mungkin akan memiliki anak dengan bibir sumbing, karena persiapan sejak dini dapat membantu meminimalkan dampak jangka panjang dari kelainan ini. Dengan deteksi lebih awal, orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis dan mempersiapkan diri secara mental dan fisik untuk menghadapi tantangan yang mungkin muncul.
Mengenal Bibir Sumbing dan Penyebabnya
Dr. Trimartani menjelaskan bahwa bibir sumbing, baik satu sisi maupun dua sisi, serta langit-langit merupakan kegagalan dalam proses pembentukan bibir selama kehamilan. Beberapa faktor penyebabnya antara lain kekurangan gizi, kekurangan hemoglobin (Hb), anemia, kelainan nutrisi, kekurangan oksigen, dan efek samping dari obat-obatan tertentu yang dikonsumsi ibu selama kehamilan.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa bibir sumbing bukan hanya kelainan fisik semata. Kondisi ini juga dapat menyebabkan distorsi fungsi otot hidung, berdampak pada pernapasan, berbicara, dan menelan makanan. Oleh karena itu, deteksi dan penanganan dini sangat krusial.
Penting bagi calon orangtua untuk memahami bahwa kondisi ini dapat diatasi dengan perawatan dan penanganan medis yang tepat. Dengan deteksi dini, perawatan dapat dimulai lebih awal, sehingga meminimalisir dampak jangka panjang bagi perkembangan anak.
Perawatan dan Penanganan Bibir Sumbing
Dr. dr. Dini Widiarni Widodo, Sp.THTBKL, Subsp.FPR (K), M.Epid, spesialis THT lainnya, juga menekankan pentingnya pengecekan kelainan bayi sejak dalam kandungan. Jika terdeteksi celah palatum (langit-langit mulut tidak terbentuk sempurna), orangtua perlu memberikan perawatan khusus, misalnya dengan menggunakan botol susu khusus dan posisi menyusu yang lebih tegak.
Untuk tindakan operasi perbaikan, Dr. Dini menjelaskan bahwa idealnya dilakukan setelah bayi berusia minimal 10 minggu dengan berat badan 5 kilogram dan kadar hemoglobin 10. Operasi pada usia yang lebih muda dapat menjadi tantangan tersendiri karena proses penyembuhan luka yang lebih kompleks.
Informasi ini sangat penting bagi orangtua, karena memberikan panduan tentang perawatan dan waktu yang tepat untuk melakukan tindakan medis. Dengan persiapan yang matang, orangtua dapat membantu anak mereka tumbuh dan berkembang secara optimal meskipun memiliki kondisi bibir sumbing.
Kesimpulan
Deteksi dini bibir sumbing melalui USG selama kehamilan memberikan kesempatan bagi orangtua untuk mempersiapkan diri dan memberikan perawatan terbaik bagi anak sejak dini. Dengan penanganan yang tepat dan dukungan dari tenaga medis, anak dengan bibir sumbing dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, menjalani kehidupan yang normal dan produktif.