Google Akui Kesalahan Nilai Tukar Rupiah di Google Search; Data dari Pihak Ketiga
Google mengakui kesalahan informasi nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS di Google Search disebabkan oleh data yang tidak akurat dari penyedia data pihak ketiga, dan telah meminta perbaikan segera.
Sabtu lalu, pengguna Google Search menemukan kesalahan informasi nilai tukar Rupiah (IDR) terhadap dolar Amerika Serikat (USD), yang menampilkan angka 8.170,65. Ketidakakuratan ini ternyata bersumber dari data konversi mata uang yang disediakan oleh pihak ketiga.
Pihak Google langsung menanggapi laporan tersebut. Dalam keterangan resmi, perwakilan Google menyatakan menyadari masalah ini dan telah menghubungi penyedia data untuk segera memperbaiki kesalahan tersebut. Mereka menekankan komitmen untuk menghadirkan informasi yang akurat kepada penggunanya.
Permasalahan ini tidak hanya terjadi pada konversi Rupiah ke USD. ANTARA, salah satu media yang melaporkan masalah ini, juga menemukan ketidakakuratan pada konversi mata uang lain, seperti Euro. Misalnya, nilai tukar Euro yang ditampilkan salah, menunjukkan angka yang jauh berbeda dari kurs sebenarnya.
Menariknya, kesalahan ini muncul setelah nilai tukar Rupiah terhadap USD pada penutupan perdagangan Jumat, 31 Januari 2024, tercatat melemah 49 poin (0,30 persen) menjadi Rp16.305 per USD, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia. Kurs JISDOR sendiri menunjukkan angka Rp16.312 per USD.
Ketidakakuratan data nilai tukar di Google Search ini menjadi sorotan penting. Hal ini menggarisbawahi pentingnya validasi data dari berbagai sumber dan kewaspadaan pengguna terhadap informasi yang ditemukan secara online. Informasi yang salah dapat berdampak besar, khususnya dalam transaksi keuangan.
Google, sebagai mesin pencari terkemuka, bertanggung jawab untuk memastikan akurasi informasi yang ditampilkan. Kejadian ini menunjukkan bahwa ketergantungan pada data pihak ketiga memerlukan mekanisme verifikasi yang kuat untuk mencegah penyebaran informasi yang tidak akurat.
Setelah kejadian ini, Google diharapkan dapat meningkatkan proses validasi data dari para penyedia data pihak ketiga. Hal ini untuk memastikan bahwa informasi yang ditampilkan di Google Search selalu akurat dan terpercaya. Transparansi dan akuntabilitas sangat penting dalam menjaga kepercayaan pengguna.