House of Tugu: Sajikan Kuliner Peranakan dan Sejarah Batavia dalam Satu Tempat
House of Tugu di Jakarta menyajikan pengalaman unik wisata sejarah dan kuliner peranakan, memadukan bangunan bersejarah dengan hidangan modern yang terinspirasi dari masa lalu Batavia.
House of Tugu, dulunya dikenal sebagai The Forbidden House of Batavia, sebuah bangunan bersejarah di Kota Tua Jakarta, kini hadir sebagai hotel dan destinasi wisata yang memadukan sejarah Batavia dengan pengalaman kuliner peranakan yang unik. Berlokasi di sepanjang Kali Besar, saksi bisu perjalanan sejarah Batavia, House of Tugu menyimpan berbagai artefak dan cerita berharga dari masa lampau. Bangunan yang konon berusia lebih dari tiga abad ini memiliki keterkaitan erat dengan Raden Saleh dan keluarga Oei Tiong Ham, raja gula asal Semarang.
Pengunjung akan disambut dengan lukisan Raden Saleh di pintu masuk. Di dalam, terdapat area VIP yang menyimpan foto keluarga, benda bersejarah, dan lukisan karya Raden Saleh yang menggambarkan momen penting masa Hindia Belanda. Bahkan, sejumlah peninggalan Pangeran Diponegoro juga tersimpan di sini, memperkuat hubungan antara dua tokoh besar tersebut melalui pernikahan Oei Tiong Ham dengan keponakan Raden Saleh.
Selain itu, House of Tugu juga menyimpan Kapal Prau Macan, simbol penting peran jalur air dalam perdagangan dan kehidupan masyarakat Batavia. Pengalaman sejarah ini kemudian dipadukan dengan sajian kuliner peranakan di restoran Babah Koffie by Kawisari, yang merefleksikan akulturasi budaya dan perdagangan di Batavia.
Jelajah Kuliner Peranakan di Babah Koffie by Kawisari
Babah Koffie by Kawisari menawarkan reinterpretasi modern dari hidangan peranakan. Suasana restoran mempertahankan keanggunan arsitektur kolonial dan ornamen oriental, menciptakan atmosfer yang autentik. Salah satu menu andalannya adalah Smoked Rawon Short Rib Bao, perpaduan rawon tradisional dengan bao bun, yang mencerminkan akulturasi cita rasa Nusantara dan Tionghoa. Kluwek dan daging sapi, bahan utama rawon, kini disajikan dalam bentuk yang lebih modern dan inovatif.
Menu lain yang tak kalah menarik adalah Bihun Kerapu Koh Ashung, hidangan peranakan dengan bihun berkuah kari aromatik dan ikan kerapu lembut. Kuah kari yang kaya rempah dibuat dengan teknik slow cooking, menghasilkan rasa yang dalam dan autentik. Menu ini menjadi favorit pengunjung karena cita rasa dan keunikannya.
Chihiro Sushi, menu yang memadukan teknik kuliner Jepang dan Nusantara, juga patut dicoba. Kombinasi snapper aburi, tobiko, nanas, dan pickled jalapeno menciptakan harmoni rasa yang unik. Tekstur renyah dari crispy beetroot flakes menambah daya tarik visual dan cita rasa.
Minuman seperti Signature Es Kopi Kawisari dan Kiamboy Calamansi melengkapi pengalaman kuliner. Es Kopi Kawisari, masuk dalam 15 Besar Kontes Kopi Spesialti XVI 2024, menawarkan kesegaran dan aftertaste khas, sementara Kiamboy Calamansi menghadirkan kompleksitas rasa manis-asin-asam yang unik.
Lebih dari Sekadar Kuliner: Mengungkap Sejarah di House of Tugu
Selain Babah Koffie, House of Tugu juga memiliki restoran Jajaghu, yang terletak di bagian terdalam bangunan. Perjalanan menuju restoran ini akan membawa pengunjung melewati koleksi benda antik bernilai tinggi, seperti Gerbang Kelenteng suci dari Burma (1750), artefak dewa-dewa dari mitologi Jepang, dan berbagai penemuan bersejarah koleksi Oei Tiong Ham. Restoran ini menjadi penghubung antara House of Tugu dan Babah Koffie, sekaligus memperkaya pengalaman sejarah bagi pengunjung.
House of Tugu tidak hanya menyajikan hidangan lezat, tetapi juga memberikan pengalaman mendalam tentang sejarah Batavia. Dengan mengunjungi tempat ini, pengunjung dapat mempelajari sejarah autentik Batavia yang terjaga dengan baik. Atmosfer unik ini juga menjadikan House of Tugu sebagai tempat yang istimewa untuk berbuka puasa di bulan Ramadhan.
Kehadiran House of Tugu dan Babah Koffie by Kawisari menghidupkan kembali kisah Oei Tiong Ham, seorang tokoh legendaris yang sejarahnya mulai terlupakan. Pengalaman wisata sejarah dan kuliner di House of Tugu merupakan perpaduan sempurna antara cita rasa masa lalu dan kenikmatan masa kini.